Chanelmuslim.com – Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam biasa tidur di atas tikar, dan ketika beliau bangun, tampak bekas guratan tikar pada bahunya. Maka kami berkata, ‘Wahai Rasulullah, kami ingin membuatkan kasur untukmu’. Kata beliau, ‘Apalah artinya dunia ini bagiku? Aku di dunia ini hanyalah laksana seorang pengembara yang berteduh di bawah pohon dia beristirahat dan kemudian meninggalkannya’.” (HR. At-Tirmidzi)
Subhanallah, betapa zuhudnya kehidupan pribadi Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Untuk alas tidur pun, beliau merasa cukup dengan hanya sehelai tikar yang terbuat dari pelepah korma, yang jika beliau bangun, akan tampak bekas guratan tikar di tubuhnya. Padahal sekiranya beliau mau, beliau dapat memakai alas tidur yang jauh lebih empuk daripada sekadar selembar tikar. Dan para sahabat pun akan dengan senang hati membuatkan beliau kasur yang empuk jika beliau menghendaki. Mahabenar Allah yang mengatakan Rasul-Nya sebagai, “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berakhlak mulia.” (Al-Qalam: 4)
Dalam hadits shahih riwayat Aisyah Radhiyallahu Anha disebutkan, “Adalah kasur Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam terbuat dari kulit yang disamak dilapisi pelepah korma.” (HR. Al-Bukhari)
Hadits di atas dan hadits sebelumnya menceritakan tentang kebiasaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang tidurnya hanya beralaskan tikar. Sungguh jauh sekali antara kebiasaan beliau ini dengan kebiasaan tidur sebahian kaum muslimin -termasuk kita- yang lebih senang tidur dengan beralaskan kasur empuk. Semoga Allah Ta’ala senantiasa melimpahkan shalawat dan saham-Nya kepada beliau, serta mengampuni segala dosa-dosa dan kelemahan kita. Amin.
Syaikh Muhammad Luthfi berkata, “Hadits ini menunjukkan sikap Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang senantiasa menjauhi perhiasaan dunia dan lebih memilih gaya hidup sederhana. Kehidupan yang dilakoni Nabi ini sungguh berlawanan dengan kebiasaan sebaiagn kaum muslimin yang senang hidup mewah dan berbangga-bangga dengan perabotan dan peralatan rumah tangga yang serba mahal. Lebih khusus lagi, adalah apa yang sering kita saksikan dalam perayaan pernikahan.
Namun demikian, bukan berarti kita tidak boleh tidur di atas kasur empuk ataupun ranjang yang bagus. Selama itu tidak berlebihan dan tidak membuat kita melalaikan kewajiban ataupun lupa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, insya Allah tidak mengapa. Karena bagaimanapun juga, Allah tidak melarang hamba-hamba-Nya untuk menikmati indahnya rezeki dan perhiasaan dunia yang telah Dia karuniakan kepada mereka. Di dalam Al-Qur’an disebutkan, “Katakanlah, siapalah yang telah mengharamkan perhiasaan Allah dan rezeki yang baik (halal) yang telah Dia anugerahkan untuk hamba-hamba-Nya? Katakanlah, itu semua diperuntukkan bagi orang-orang beriman di kehidupan dunia. Dan hanya untuk mereka pada Hari Kiamat.” (Al-A’raf: 32)
(Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)