ChanelMuslim. com – Presiden Joko Widodo secara resmi membuka Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Alun-Alun Jombang, Jawa Timur. Pembukaan ditandai dengan pemukulan Bedug oleh Presiden didampingi Menag Lukman Hakim Saifuddin, Sabtu (01/08) malam.
“Dengam penuh rasa gembira, saya menyambut muktamar NU. Sebagai salah satu jamiyah terbesar di Indonesia, NU telah berkontribusi besar dalam menjaga Indonesia dan tetap menjadi Indonesia,” demikian penegasan Presiden Jokowi di hadapan para kyai dan ratusan ribu warga Nahdliyin yang memadati alun-alun Jombang.
Selain Presiden Jokowi beserta Ibu Iriana, hadir juga dalam pembukaan muktamar yang mengusung tema “Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia” ini Ibu Megawati Soekarno Putri, Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, para Pimpinan Lembaga Tinggi Negara, para Dubes Negara Sahabat, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin beserta para Menteri Kabinet Kerja lainnya, Kapolri, serta ratusan ribu warga Nahdliyin yang memadati alun-alun Jombang.
Menurut Presiden Jokowi, Sejarah mencatat bahwa sejak didirikan pada tahun 1926, NU terus membidangi lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjaganya dari segala jenis ancaman. “Tidak diragukan, NU senantiasa berada pada garda terdepan dalam menjaga NKRI dan Pancasila. Ini bukti keteguhan sikap NU dalam menjunjung semangat kebangsaan dan menghargai kebhinekaan,” tegas Presiden Jokowi disambut tepuk tangan hadirin.
Atas nama negara dan pemerintah, Presiden Jokowi menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar NU atas peran besar dalam menjaga negara dan kebhinekaan. “Mari teguhkan posisi NU sebagai Jamiyyah Diniyah Islamiyah yang moderat. Mari tingkatkan dialog, sikap moderat, dan toleransi. Saya yakin bahwa muktamar ini akan berjalan lancar, damai, sejuk, dan sukses,” pesan Jokowi.
Sebelumnya, Ketua Panitia Saifullah Yusuf melaporkan bahwa Muktamar NU kali ini adalah muktamar yang ke-33 di mana 12 kali di antaranya dilaksanakan di Jawa Timur. Menurut pria yang akrab disapa Gus Ipul, Surabaya telah 6 kali menyelenggarakan Muktamar, disusul kemudian Banyuwangi, Malang, Situbondo, Madiun, Kediri, dan sekarang Jombang yang masing-masing sekali menjadi tempat penyelenggaraan muktamar.
Muktamar ini diikuti oleh 3.755 peserta, yang terdiri dari utusan PCNU, PWNU, PBNU, peninjau, dan pengamat. Muktamar diselenggarakan di empat pesantren, yaitu: PP Darul Ulum, PP Denanyar, PP Tebu Ireng, dan PP Bahrul Ulum. “Pesan yang ingin disampaikan dalam muktamar ini adalah memperjuangkan 1 juni sebagai Hari Kelahiran Pancasila dan 22 Oktober sebagai Hari Santri,” tandasnya. (kemenag)