ChanelMuslim.com – Setelah berbulan-bulan terjadinya pembersihan etnis terhadap populasi Muslim di Republik Afrika Tengah (CAR), sebuah kelompok HAM terkemuka mengungkapkan bahwa umat Islam yang tersisa di negara itu saat ini menghadapi represi dan kristenisasi di tangan milisi Kristen, dalam upaya untuk menghapus komunitas Muslim.
“Setelah memaksa puluhan ribu Muslim mengungsi dari CAR Barat, milisi anti-Balaka sekarang menekan identitas agama dari ratusan Muslim yang masih tinggal atau yang telah kembali,” ungkap Joanne Mariner, penasihat senior respon krisis Amnesty International, kepada Agence France Presse (AFP).
Kelompok HAM yang berbasis di London ini merilis pernyataan mereka pada hari Jumat pekan lalu dengan mengatakan bahwa Muslim yang selamat dari pembantaian tahun lalu saat ini sedang terancam dan dipaksa untuk meninggalkan agama mereka.
Laporan Amnesty, berjudul “Erased identity: Muslims in ethnically cleansed areas of the Central African Republic,” mengatakan bahwa umat Islam yang telah kembali ke rumah mereka di sebagian besar wilayah barat negara itu setelah pembunuhan tahun 2014 sekarang dipaksa pindah agama di depan umum.
“Beberapa dipaksa masuk Kristen dengan ancaman kematian,” tambah laporan itu.
“Di daerah di mana pasukan perdamaian PBB tidak ada, umat Muslim menjadi target serangan,” Amnesty menegaskan.
Laporan itu mengutip kesaksian dari mantan Muslim berusia 23 tahun di prefektur Sangha-Mbaere yang menegaskan bahwa Muslim dipaksa untuk masuk agama Kristen oleh milisi Kristen anti-Balaka.
“Kami tidak punya pilihan selain bergabung dengan Gereja Katolik. Anti-Balaka bersumpah mereka akan membunuh kami jika kami tidak pindah agama,” katanya kepada Amnesty International.
Laporan Amnesty itu datang hanya beberapa hari setelah International Rescue Committee mengatakan CAR membutuhkan awal yang baru, atau akan menjadi studi kasus dari negara gagal.
Muslim CAR telah menghadapi kematian di tangan milisi Kristen anti-Balaka sejak akhir 2013 dan awal 2014. Menurut laporan PBB, milisi anti-Balaka menggerebek rumah Muslim, membunuh anak-anak dan perempuan, melakukan penjarahan dan merusak properti.
Seiring dengan pembunuhan, penculikan, penyiksaan dan penangkapan sewenang-wenang sertapenahanan, di CAR yang dilanda perang, penyelidikan PBB menemukan bukti adanya tindak kekerasan seksual.
Selain pembantaian, pembunuhan sektarian, dan pembersihan etnis, salah satu tanda yang paling jelas dari intensitas kebencian sektarian adalah penghancuran masjid di negara itu, Amnesty mengatakan dalam laporannya.
Amnesty mengatakan bahwa hampir semua di kota-kota dan desa-desa, masjid dijarah, dirusak, atau dihancurkan di awal 2014, pada saat yang sama populasi Muslim diusir.”
“Beberapa memperkirakan lebih dari 400 masjid hancur.”
April lalu, seorang utusan AS mengatakan bahwa 436 masjid yang ada di CAR telah hancur dalam aksi kekerasan.[af/onislam]