Chanelmuslim.com – “Dan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, ia berkata, ‘Bahwasannya apabila Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hendak tidur, beliau meniup kedua tangannya dan membaca Al-mu’awwidzat, lalu beliau mengusap badannya dengan kedua tangannya’.” (HR. Al-Bukhari)
“Meniup kedua tangannya,” yaitu kedua telapak tangannya. Dan “al-mu’awwidzat,” ialah surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas. Al-mu’awwidzat artinya yang memohon perlindungan. Ketiga surat ini disebut demikian, karena surat Al-Falaq dan An-Nas isinya adalah ayat-ayat memohon perlindungan kepada Allah dari sejumlah gangguan yang ditimbulkan oleh jin dan manusia, termasuk kejahatan di waktu subuh. Dua surat ini biasa disebut sebagai al-mu’awwidzatin, atau dua surat yang memohon perlindungan. Dan surat Al-Ikhlas biasa digandengkan sekalian dengan dua surat ini, lalu disebut sebagai al-mu’awwidzat ats-tsalatsah, atau tiga surat yang memohon perlindungan. Dan, meniup di sini adalah tiupan halus tanpa disertai dengan meludah.
Praktik dari hadist di atas, yaitu merapatkan kedua telapak tangan mengadap ke atas, lalu meniupnya, dan membaca ketiga surat ini. Kemudian setelah selesai membaca, kedua telapak tangan tersebut diusapkan ke seluruh badan bagian depan atau bagian mana saja yang dapat dijangkau oleh usapan kedua telapak tangan. Demikianlah yang biasa dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam sebelum tidur.
Masih dari Aisyah, ia berkata,
“Setiap malam, apabila Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam akan tidur, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian meniupnya, lalu membaca di kedua telapak tangannya; Qulhuwallahu ahad, Qul a’udzu bi rabbil falaq, dan Qul a’udzu bi rabbin nas. Setelah itu beliau mengusap badannya semampu yang dapat diusap oleh kedua telapak tangannya. Beliau memulai dari kepala, wajah, dan badan bagian depan. Dan beliau melakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. Muslim)
Syaikh Muhammad Amin Luthfi berkata, “Melalui hadist ini, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada kita dengan perbuatan dan perkataan, yakni apa yang harus kita lakukan dan apa yang mesti dibaca ketika hendak tidur. Dan tidak diragukan lagi, bahwa perbuatan ini mengandung makna meminta perlindungan kepada Allah Ta’ala secara total dan memohon keselamatan kepada-Nya dari segala bahaya.”
Adapun hikmah dari perbuatan ini adalah; bahwasanya tiupan seseorang yang membaca Al-Qur’an dapat bermanfaat untuk melindungi diri dari gangguan setan. Sebab, dimensi setan berbeda dengan alam manusia yang kasat mata. Sehingga hawa bacaan Al-Qur’an yang keluar dari mulut seorang muslim mempunyai pengaruh yang kuat bagi makhluk halus seperti setan ini, sekalipun ia tidak begitu berpengaruh secara fisik bagi seorang manusia. Itulah makanya, tiupan seseorang yang membaca Al-Qur’an ke telapak tangan yang kemudian diusapkan ke sekujur tubuh, sungguh merupakan benteng sekaligus senjata yang sangat ampuh untuk melindungi diri dari gangguan setan.
(sumber: 165 kebiasaan nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)