PERNAHKAH para suami berpikir tentang alasan istri sering marah-marah? Perempuan kalau sudah marah bisa merembet ke persoalan lain. Bisa jadi, awalnya kesal karena keran air terbuka sehingga air luber dan terbuang percuma.
Akhirnya merembet ke persoalan tumpukan cucian, buku yang berantakan hingga akhirnya menangis tersedu sambil bergumam, “Kamu mah tidak pengertian.” Tinggal suami kebingungan dan bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya ada masalah apa?
Baca Juga: Tips Menghadapi Istri yang sedang Marah
3 Alasan Istri Sering Marah-Marah
Dan inilah tiga alasan kenapa istri sering marah-marah.
1. Istri merasa lelah tidak hanya secara fisik tapi juga lelah secara emosi
Terkadang penyebabnya tidak mudah dipahami oleh suami. Bisa jadi suami menganggapnya hal yang remeh namun buat istri hal remeh itu membuat dirinya tidak nyaman.
Istri merasa lelah mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang tidak ada habisnya. Belum lagi harus menjaga balitanya yang baru bisa berjalan.
Mungkin istri merasa suntuk melihat tumpukan cucian kotor dan piring kotor yang selalu menumpuk di pojok rumah.
Akhirnya rasa lelah menimbulkan stres dan ujungnya, istri marah-marah. Sebuah survei mengungkapkan bahwa stres dipandang sebagai faktor utama yang sering menyebabkan kemarahan pada perempuan.
2. To Do List yang tidak ada habisnya
List pekerjaan yang tidak pernah berhenti berputar. Ada pekerjaan kantor, belum lagi pekerjaan domestik yang dimulai dengan mengurus anak-anak, membuat jadwal menu makan, belum lagi membeli dan bahan makanan untuk keluarga.
Ada juga membuat janji dokter, menghadapi anak demam, mendampingi anak sekolah, hingga list pekerjaan yang lainnya. Baru membacanya saja, kamu sudah mengernyitkan dahi bukan? Apalagi para istri yang menjalaninya.
Idealnya ada pembagian kerja dalam rumah tangga, namun pada praktiknya suami lebih sering abai pada pekerjaan rumah tangga.
3. Merasa tidak berdaya
Menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu adalah impian kebanyakan perempuan. Tidak sekedar merasakan nikmatnya dicintai dan mencintai, tapi juga mempunyai nilai ibadah yang utama. Meski begitu menjadi seorang istri sekaligus seorang ibu bukanlah perkara yang mudah.
Perempuan sering terjebak ke dalam perasaan tidak berdaya karena seluruh hidupnya mereka abdikan untuk suami dan anak-anaknya.
Tiba-tiba saja perasaan tidak menjadi dirinya sendiri merasuk di dalam benaknya. Menjadi istri sekaligus ibu membutuhkan ketekadan dan keikhlasan dalam menjalankan peran-perannya. Dan yang menjadi obat dari segalanya adalah menjadikan semua peran sebagai ibadah kepada Allah.
Ketiga Alasan kenapa istri sering marah-marah jika diabaikan bisa memicu timbulnya depresi. Suami harus lebih peka terhadap kondisi fisik terlebih kondisi emosi istri.
Perlu ada dialog panjang untuk memecahkan kebekuan emosi di dalam jiwa istri. Suami mempunyai kewajiban untuk menyemai bibit kebaikan, talenta, bakat istri untuk berkembang dengan baik. Jangan biarkan istri merasa terpuruk sendiri. [Maya/Cms]