ChanelMuslim.com – Ada beberapa faktor terjadinya kekerasan pada anak baik perempuan dan laki-laki. Dalam menghindari kasus kekerasanya yang terjadi, ayah bunda perlu mengetahui faktor-faktor tersebut. Menurut, Dr. Bagus Riyono, Presiden Internasional Association of Muslim Psycologist, faktor ini harus diketahui agar mencegah anak-anak dari perilaku menyimpang.
Pertama, dilatarbelakangi dengan adanya kesenjangan kekuasaan. Orang-orang yang memiliki power atau kekuasaan baik di tingkat jabatan, susunan tingkatan peran baik dalam keluarga, sekolah atau pun lainnya beresiko untuk melakukan kekerasan.
Baca Juga: Ayah Bunda Penuhilah Hak Anak
Ayah Bunda, Kenali Faktor Terjadinya Kekerasan pada Anak
Perilaku kekerasan sekaligus menyimpang ini bisa terjadi, saat jarak kekuasaan seseorang dengan lainnya memiliki jarak yang benar-benar berbeda.
Kedua, ketika kekuasaan sudah sama ataupun tingkat yang setara, tapi di salah satu pihak ada yang ceroboh bisa menimbulkan perilaku menyimpang. Dalam contoh kasus ini, anak-anak memiliki peluang terjadinya pergaulan bebas.
Masalah pergaulan bebas pun, biasanya dilakukan dengan orang yang sudah dekat atau dikenal sebelumnya. Lingkaran pergaulan anak-anak perlu diberikan masukan dan saran, hal ini bertujuan agar menghindari kasus menyimpang.
Namun, kedua faktor ini perlu digali lebih lanjut. Ada empat poin yang membuat perilaku manusia terdorong melakukan kekerasan seperti alam atau lingkungannya, struktur sosial atau sistem hukum dalam kemasyarakatan, kekuatan kelompok dan faktor diri sendiri.
Dari segi lingkungan, desa dan kota mempunyai peluang untuk melakukan kekerasan. Meski tidak jauh berbeda jumlah kasus kekerasan antara desa dan kota, orang-orang di perkotaan memiliki dorongan lebih besar untuk melakukan kekerasan. Kebebasan dalam bergaul perlu diketahui agar tidak menimbulkan stres.
Di sisi struktur sosial atau sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat, dorongan melakukan kekerasan juga bisa terjadi. Misalnya budaya di Spanyol, budaya orang-orang yang tinggal di Spayol sudah merasa bebas.
Pergaulan yang benar-benar bebas di Spanyol membuat hukum susah memvonis seseorang. Nilai-nilai sosial yang berlaku memberikan ruang untuk terjadinya kekerasan. Korban menjadi susah bahkan tidak bisa menuntut, jika tidak ada bukti atau bekas fisik dari kekerasan tersebut.
Pada kekuatan kelompok, hubungan interpersonal atau pertemanan juga memicu perilaku menyimpang. Kekerasan bisa terjadi, jika interaksi satu sama lain kurang terjaga dan tidak harmonis.
Selain itu, dorongan dalam diri sendiri pun tidak bisa dipungkiri. Keinginan dari dalam diri anak biasanya tergantung pada lingkungannya. Dalam hal ini, ayah bunda sudah seharusnya berkontribusi mendidik anak dengan baik dan benar.
Jika sudah mengetahui faktor-faktor dan poin pendukungnya, ayah bunda bisa melakukan penanaman nilai-nilai keluarga yang kuat. (Firda)