Chanelmuslim.com – Saat ramadhan, menghidupkan malam adalah agenda yang banyak diburu oleh umat Muslim. Ini adalah sebagai usaha mereka untuk memanfaatkan bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya sebagai mana yang dicontohkan oleh Rasulullah:
“Dan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, berkata, ‘Rasullullah Shallalahu Alaihi wa Salam bersungguh sungguh dibulan ramadhan tidak seperti kesungguhan beliau di bulan bulan yang lainnya” ( HR. Muslim )
Maksud “ bersungguh sungguh dibulan ramadhan “ dalam hadist ini, adalah volume ibadah Rasullullah Shallalahu Alaihi wa Salam yang lebih banyak pada bulan Ramdhan disbanding pada bulan-bulan yang lai selain Ramadhan. Dan, maksud kata ibadah di sini adalah menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan melaku-kan shalat malam atau shalat tahajjud. Atau yang dikemudian hari dikenal dengan istilah shalat tarawih.
Baca Juga: Pentingnya Makan Malam Lebih Awal
Memperbanyak Shalat Malam, Menghidupkan Malam Ramadhan
Rasullullah Shallalahu Alaihi wa Salam bersabda, “barang siapa yang mendirikan shalat di bulan Ramadhan karena Iman dan mengharap ridha-Nya, maka diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (Muttafaq Alaih)
Sekitarnya pada malam-malam biasa saja Nabi selalu shalat tahajjud, apalagi pada malam-malam di bulan Ramadhan. Tentu beliau lebih giat lagi untuk menghidupkan malam-malam Ramadhan yang penuh berkah dan ampunan amal kebaikan di dalamnya.
Inilah salah satu kebiasaan Nabi di bulan Ramadhan. Namun kebiasaan ini tidak khusus hanya untuk beliau, melainkan beliau juga menyuruh para sahabatnya agar menghidupkan malam Ramdhan dengan shalat sunnah, sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas, dimana beliau menjamin siapa yang shalat malam di bulan Ramadhan, maka seluruh dosa-dosa orang tersebut diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hanya saja, perintah beliau agar menghidupkan malam-malam Ramadhan dengan shalat, tidak bersifat wajib.
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata, “Rasullullah Shallalahu Alaihi wa Salam mendorong agar mendirikan malam Ramadhan tanpa menyuruh mereka dengan penekanan,” (HR. MUSLIM)
Maksudnya, Rasullullah Shallalahu Alaihi wa Salam mendorong para sahabat agar menghidupkan malam-malam bulan Ramadhan dengan shalat tahajjud dan tarawih. Tetapi perintah beliau ini tidak bersifat mutlak harus dikerjakan, melain sekedar suatu keutamaan bagi yang mengerjakannya, dan hukumnya sunah.
Namun, alangkah baiknya jika kita senantiasa mengerjakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan keridhaan Allah. Karena apabila kita melakukan hal ini, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni seluruh dosa-dosa yang sengaja maupun tidak sengaja pernah kita lakukan sebelumnya. Sebagaimana yang dijanjikan Nabi dalam sabdanya.
Adapun tentang shalat tarwih ini, diperlukan pembahasan terdendiri yang lebih spesifik yang tidak mungkin dibicarakan semuanya disini. Yang jelas, ia bisa dikerjakan di masjid ataupun di rumah. Namun dikerjakan di rumah lebih utama, karena ia adalah shalat sunnah.
Selanjutnya, ia juga bisa dikerjakan sebelas rakaat dengan formatnya. Dan sekiranya dikerjakan dengan dua puluh tiga rakaat pun tidak mengapa, karena Nabi sama sekali tidak pernah membatasi berapa rakaat kita harus shalat malam. Selain itu, ketika Umar memerintahkan Ubay bin Ka’ab untuk mengimam para sahabat Radhiyallahu Anhum shalah tarawih, kemudian dia shalat sebanyak dua puluh tiga rakaat, tidak ada seorang pun yang mengingkarinya.
Sumber : 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al Kautsar