ChanelMuslim.com – Bismillah. Sampai di Makassar, kami menunggu pesawat yang terus ke Palu. Kita sudah dapat tiket yang jam 9 pagi tapi tiba-tiba di-cancel ke sore. Ya gitu deh, jadi kami sempatkan untuk beli barang-barang di Makassar.
Berdasarkan liputan pandangan mata teman-teman JPU (JISc Peduli Umat) yang sudah sampai duluan, ini cerita mereka:
1. “Mam, masih ada mayat-mayat yang belum
keangkat.”
2. “Kotanya kayak kota mati, gelap dan bau. Gelap gak ada listrik dan bau mayat di mana-mana.”
3. “Diduga masih banyak mayat di bawah reruntuhan karena Team Relawan Bazarnas mendengar rintihan dan tangisan dari balik reruntuhan tapi kami gak punya alat berat, Pak. Tidak bisa menolong,” tandasnya dengan mata berkaca-kaca. Aku jadi ikutan nangis.
4. Saat ini dibutuhkan tenda, terpal dan makanan. Lagi-lagi makanan. Makanan siap saji, Mam. Kayak yang Mam bawa tuh bagus. Rendang, teri kacang, kering kentang, telur rebus, mary regal, roti dan biskuit.
5. Sms masuk, “Mam, gak lewat darat, kan? Jangan ya kalau tidak ada pengawalan TNI karena kemaren baru ada penjarahan terhadap relawan. Relawan dipukulin dan mobil mau dibakar ketika tahu Relawan gak bawa uang.”
6. Sms masuk lagi dari Imran guru SD JISc (tim JPU), “Mam perlu pampers anak-anak dan orang tua.” Aku jawab, “Siap nanti kami belikan di Makassar. Padahal aku belum tahu pasar dimana.”
7. Sms kedua masuk, “Mam bawa masker jangan lupa. Baunya menusuk. Sisa mayat yang ada di depan Rumah Sakit yang belum keurus, kalau di tepi jalan sudah di kubur masal, sisanya masih dalam pencarian.”
Demikian laporan Kepsek Secondary dan Ketua Yayasan JISc yang sudah sampai duluan.
Kami dibagi 3 grup. Aku yang kedua dengan pimpinan JIBBS (Ustaz Badru) dan koordinator Manajemen Pak Suherna dan Wakepsek TC Permata.
Grup ketiga, Inshaa Allah kamis pagi dengan Hercules bantuan orang tua murid Secondary yang kerja di TNI AU. Terima kasih untuk Bundanya Aliyah. Lalu.
8. Mam, beli baju kaus untuk relawan yang angkat-angkat mayat sudah harus ganti baju, biar bakterinya gak ngikut.”
Aku jawab, “Iya, segera saya ke pasar. Data ya, pampers, masker, helm bangunan, baju kaus, sarung tangan plastik, plastik sampah hitam. Alhamdulilah beberapa keperluan sudah dibawa dari Jakarta, termasuk obat-obatan dan kantung mayat. Aku sudah kayak Emaknya saja. Ya itulah kenapa aku ada di sini karena hanya itu yang aku mampu.
9. Sms terakhir masuk lagi, “Mam, tolong Mam, saudara saya sudah 4 hari gak makan. Bantuan belum datang. Punya anak kecil.” Iya, aku mau bantu untuk itulah aku ke sini, cuma caranya gimana, menuju ke tempat saudaramu itu?
Naik motor saja. Nanti Mam bayarin ke Ponpes Hidayatullah.
Ya aku di Palu Inshaa Allah ngetem di Ponpes Hidayatullah dan Ponpes Al Khoyrat. Mau kemana lagi? Posko kayak di Lombok belum ada. Situasinya beda. Waktu aku ke Lombok tidak ada mayat. Di Palu banyak mayat. Sudah membusuk pula. Masker satu dua gak cukup.
Aku bantu di tepian saja. Setelah mendata semua kebutuhan maka aku kembali lagi ke Jakarta. Cari uang. Beli barang dan mungkin teman-teman atau orang tua murid serta anak-anak ada yang mau kontribusi.
Bantuin yuk! Kalau kita tanggung ramai-ramai mungkin lebih banyak yang bisa dan akan terbantu. Kalau mau ke rekening JPU. Kalau sudah ke tempat lain tak apa. Semoga Barakah.
JPU atau Humanitarian Care Indonesia
BSM no rek: 7888555336
Allah Azza wa Jalla berfirman, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Al Maidah: 2)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBB