GAYA hidup kurang gerak bisa jadi salah satu faktor meningkatnya risiko PCOS. Sejumlah gangguan pada sistem reproduksi kerap berkembang tanpa gejala yang mencolok, sehingga banyak perempuan baru menyadarinya ketika mengalami keluhan berulang.
Beberapa kondisi yang cukup sering ditemui ialah Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), polip endometrium, dan miom. Gangguan tersebut dapat dipicu oleh faktor hormon, infeksi, hingga gaya hidup yang kurang aktif.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko terjadinya PCOS, yaitu gangguan hormonal yang dapat menyebabkan infertilitas.
Kebiasaan terlalu banyak duduk di kantor atau di rumah, lebih memilih kendaraan untuk jarak dekat, atau sering berbaring saat ada waktu kosong dapat memicu peningkatan berat badan dan obesitas.
Baca juga: Waspada Peringatan Dini PCOS yang Bisa Muncul Sebelum Menstruasi Pertama
Kurang Gerak Bisa Jadi Tingkatkan Risiko PCOS
Obesitas membuat gejala PCOS cenderung memburuk dan mempersulit perempuan untuk menurunkan berat badan. Pada perempuan yang sudah menikah, PCOS juga sering menjadi penyebab sulit hamil.
Gejala PCOS umumnya berupa siklus menstruasi yang tidak teratur. Hal ini dapat terjadi karena anovulasi, yaitu kondisi ketika ovarium tidak melepaskan sel telur selama siklus menstruasi.
Selain PCOS, polip endometrium juga menjadi gangguan reproduksi yang sering tidak menimbulkan gejala.
Polip merupakan tumor jinak di dalam rongga rahim yang dapat mengganggu proses implantasi atau penempelan embrio.
Seringkali pasien tidak bergejala. Namun bisa muncul bercak darah atau spotting di luar jadwal menstruasi, atau muncul flek setelah menstruasi berhenti.
Polip dapat tumbuh akibat gangguan hormon maupun infeksi. Untuk memastikan diagnosis, dokter biasanya menggunakan histeroskopi, alat yang memungkinkan pemeriksaan sekaligus tindakan pengangkatan polip melalui prosedur minimal invasif.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Miom atau leiomioma adalah tumor jinak lain yang dapat tumbuh di rahim. Berbeda dengan polip, miom sering dikaitkan dengan faktor genetik, bukan infeksi atau gangguan hormon.
Miom dapat memicu perdarahan menstruasi yang lebih banyak dan memanjang. Kondisi ini kerap menyebabkan anemia dan mengganggu aktivitas harian. Meski ukurannya bervariasi, sebagian besar miom ditemukan dalam ukuran kecil.
Jika ukurannya menonjol ke arah rongga rahim, miom dapat berubah menjadi mioma submukosum, yang membuat perdarahan semakin sulit berhenti dan meningkatkan risiko infertilitas. [Din]





