ANAK itu tumbuh dalam pengaruh lingkungannya. Dan lingkungan yang paling berpengaruh adalah keluarganya.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tiba untuk pertama kalinya di Madinah, ada seorang ibu warga Madinah datang bersama putranya. Rambut anak itu berponi. Jika ia bergerak, poni itu pun ikut bergerak lucu.
Ibu itu bernama Al-Ghumaisha binti Milhan dan putranya bernama Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhum. Saat itu Anas berusia 10 tahun. Al-Ghumaisha merupakan julukan dari Ummu Sulaim.
Al-Ghumaisha mengatakan, “Ya Rasulullah, tidak ada seorang pun warga Madinah yang datang tanpa memberikan hadiah untukmu. Aku tidak punya apa-apa, kecuali anak ini. Ambillah dia, jadikan ia pembantumu.”
Sejak itu, Anas bin Malik tinggal bersama keluarga Rasulullah. Ia begitu gembira berada di keluarga Rasulullah. Anas pun rajin membantu pekerjaan Rasulullah, seperti menyediakan air, membersihkan rumah, termasuk tugas keluar rumah untuk menunaikan perintah Rasul.
Suatu hari, Anas sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat karena diperintah Rasulullah. Di tengah perjalanan, ia melihat sekumpulan anak-anak sedang bermain. Ia pun menikmati pemandangan permainan anak-anak itu, hingga lupa dengan tugas Rasulullah.
Sedang asyiknya dalam permainan itu, Anas merasakan seperti ada seseorang di belakangnya. Ia pun menoleh. Dan ternyata, sosok itu adalah Rasulullah.
Anas gugup bukan kepalang. Rasulullah memegang punggung Anas seraya mengatakan, “Kamu sudah melaksanakan tugasku, Unais?” Unais merupakan panggilan kesayangan Rasulullah untuk Anas.
Anas mengaku, selama ia tinggal bersama Rasulullah, tak satu pun kalimat buruk atau marah yang pernah ia alami. Semua pengalamannya hidup bersama Rasulullah adalah kesan yang mengasyikkan.
Tidak terasa, sepuluh tahun sudah Anas bin Malik tinggal dalam keluarga Rasulullah. Dimulai sejak kali pertama Rasulullah tiba di Madinah hingga beliau shallallahu ‘alaihi wasallam wafat di tahun kesepuluh hijriyah.
Anas bin Malik merupakan sahabat yang paling istimewa dalam hal periwayatan hadis. Begitu banyak hadis yang tidak didapat dari riwayat sahabat Rasul lain tapi diriwayatkan oleh Anas. Hal ini karena posisi istimewa Anas yang ada dalam keluarga Rasul.
Rasulullah pernah mendoakan Anas dengan mengucapkan, “Allahummarzuqhu maalan wawaladan. Wabaarik lahu.” Ya Allah, anugerahkan rezeki harta dan anak untuknya dan berkahilah dia.
Dari doa Nabi itu, Anas menjadi orang paling kaya di antara para sahabat. Anak dan cucunya berjumlah sekitar 100 orang. Usianya pun paling panjang di antara sahabat Nabi yang lain: yaitu lebih dari 100 tahun. Ia hidup 80 tahun lebih setelah Nabi wafat.
Tidak heran jika Anas bin Malik menjadi rujukan generasi sesudah sahabat Nabi. Mulai dari masalah hukum, sejarah, dan hal lainnya seputar pengetahuannya tentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
**
Anak itu cerminan lingkungannya. Berhati-hatilah membangun lingkungan untuk anak. Karena dia yang akan datang merupakan buah dari keadaan lingkungannya saat ini. [Mh]