KANTOR Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) menyampaikan keprihatinannya terhadap penanganan aparat dalam merespons gelombang demonstrasi yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
OHCHR mendesak pemerintah untuk melakukan penyelidikan menyeluruh terkait jatuhnya korban dalam aksi-aksi tersebut.
Pernyataan ini disampaikan menyusul meningkatnya aksi unjuk rasa yang berujung bentrokan antara massa dan aparat keamanan, yang menyebabkan beberapa orang meninggal dunia.
“Kami mendesak agar dilakukan investigasi yang cepat, menyeluruh, dan transparan terhadap dugaan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk dalam hal penggunaan kekuatan,” ujar juru bicara OHCHR, Ravina Shamdasani, dalam pernyataan video eksklusif kepada CNN Indonesia pada Senin (1/9/2025) malam.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Shamdasani menekankan bahwa aparat keamanan Indonesia, termasuk kepolisian dan TNI, memiliki tanggung jawab untuk menjunjung hak masyarakat dalam berkumpul secara damai dan menyampaikan pendapat.
Ia menambahkan, dalam menjalankan tugasnya, aparat harus berpegang pada standar dan prinsip internasional mengenai penggunaan kekuatan dan senjata api.
“Setiap petugas keamanan, termasuk militer yang terlibat dalam tugas penegakan hukum, wajib mengikuti prinsip-prinsip dasar dalam penggunaan kekuatan dan senjata,” jelasnya.
Lebih lanjut, OHCHR menyoroti pentingnya membuka ruang dialog antara pemerintah dan masyarakat guna merespons aspirasi publik yang berkembang.
PBB Soroti Aksi Demo di Indonesia, Minta Penyelidikan atas Korban Jiwa
Mereka juga menegaskan bahwa kebebasan pers harus dijamin, agar media dapat menjalankan fungsi peliputan secara independen dan tanpa hambatan.
Gelombang protes yang meluas selama sepekan terakhir dipicu oleh isu tunjangan anggota DPR RI.
Unjuk rasa yang digelar di sejumlah daerah itu memanas dan di beberapa tempat berubah menjadi bentrokan yang menelan korban jiwa.
Baca juga: Affan Kurniawan, Anak Muda Tulang Punggung Keluarga Meninggal Dilindas Mobil Brimob
Salah satu insiden paling mencolok adalah meninggalnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online, yang tertabrak kendaraan taktis milik Brimob pada 28 Agustus.
Hingga saat ini, jumlah korban meninggal akibat aksi unjuk rasa telah mencapai delapan orang.
Rinciannya adalah empat korban di Makassar, satu mahasiswa di Yogyakarta, dua orang di Jakarta, satu di Solo, dan satu lagi di Yogyakarta.[Sdz]