KITA sering kali menempatkan kebahagian pada kenikmatan yang selama ini kita dapatkan, baik itu berupa uang, tempat tinggal, pakaian, anak-anak, orang tua, teman, sampai pada kekuasan.
Tapi sadarkah kita bahwa semua itu juga Allah beri kepada seluruh manusia secara umum, tidak terbatas pada pada orang muslim saja. Bahkan kepada non-muslimpun Allah beri kenikmatan itu.
Padahal seharusnya kebahagiaan kita harus menjadi kebahagian Allah juga. Jika kebahagian kita berasal dari kenikmatan yang Allah beri kepada manusia secara umum, maka kenikmatan tersebut tidaklah bernilai disisi Allah.
Baca Juga: Terikatlah pada Al-Quran, Niscaya Kau Dapati Keberkahan
Kebahagian yang Bernilai Di Mata Allah
Allah memberikan harta kepada orang yang beriman, Allah juga memberi harta kepada orang yang tidak beriman. Maka harta tidaklah bernilai disisi Allah.
Allah memberikan kekuasaan yang kuat pada Nabi Daud, tapi Allah juga memberikan kekuasaan kepada Fir’aun. Maka kekuasaan tidaklah bernilai di mata Allah.
Allah memberikan ilmu kepada Khidir, bahkan ia adalah gurunya Nabi Musa, tapi Allah juga beri ilmu kepada Haman seorang kaki tangan Fir’aun dan yang memberikan banyak pengaruh pada pemerintahan Fir’aun. Maka ilmu tidaklah bernilai di hadapan Allah.
Hanya satu yang sesungguhnya bernilai bagi Allah, dan ini tidak diberikan kepada sembarangan makhluknya. Sesuatu ini yang menjadi sumber kebahagian seseorang, kebahagiaan yang abadi, ialah IMAN.
Tanpa iman, seluruh yang kenikmatan yang diberikan Allah tidak ada nilainya. Seseorang bisa saja kaya, namun kekayaan ini tidak menjamin ia semakin dekat kepada Allah. Seseorang bisa saja berilmu dan memberi pengaruh kepada banyak orang, tapi ilmu ini tidak menjamin bahwa ia semakin dekat pula kepada Allah.
Iman inilah yang akan mengerahkan hidup kita, segala yang kita miliki bisa menjadi sarana kebaikan jika ia disertai dengan iman.
Oleh karena itu iman sangatlah mahal, bersyukurlah kita menjadi orang pilihan yang bisa memiliki Iman. Dengan iman kita diantarkan untuk mengenal Allah atau Ma’rifatullah.
Ma’rifatullah yang membuat kita memahami apa saja yang Allah inginkan dari makhluknya dan apa saja yang Allah benci. [Ln]