SEPERTI mutiara dan lumpur. Mutiara yang berkilau redup oleh lumpur yang kotor. Begitu pun ketika lumpur tertutup hamparan mutiara.
Dalam khazanah Islam, ada dua sosok wanita yang bertolak belakang. Bertolak belakang dalam kualitas. Dan bertolak belakang dalam lingkungannya.
Satu sosok adalah istri Nabi Nuh dan Nabi Luth alaihissalam. Meski berada dalam lingkungan dua lelaki tersoleh di zamannya, dua wanita ini tetap buruk. Keduanya tetap ingkar meski hidup bersama suami yang merupakan Rasul utusan Allah.
Sosok kedua adalah istri Firaun yang solehah. Sulit membayangkan bagaimana di balik penguasa zalim yang menantang Allah, ada wanita yang sangat solehah.
Melalui kecerdikannya, Nabi Musa alaihissalam kecil bukan hanya selamat dari kekejian Firaun, tapi juga terlindungi dan tercukupi kebutuhannya layaknya putera mahkota. Inilah jihad seorang wanita solehah yang tentu sangat tidak mudah.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir: istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua hamba yang soleh di antara hamba-hamba Kami. Lalu, kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya. Tapi, kedua suami itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah…”
“Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang beriman: istri Firaun, ketika dia berkata, ‘Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya…” (QS. At-Tahrim: 10-11)
**
Hidayah itu anugerah Allah subhanahu wata’ala. Bersyukurlah dengan nikmat Iman dan Islam. Karena dua nikmat itu merupakan yang terbesar yang Allah berikan.
Iman tidak bisa diwariskan. Begitu pun dengan kekafiran. Ikatan suami istri, bahkan antara orang tua dan anak; tidak menjadi jaminan.
Teruslah berikhtiar dengan sungguh-sungguh agar diri dan keluarga kita selamat dari azab api neraka. Semoga kita dan keluarga diwafatkan dalam husnul khatimah, akhir hidup yang mulia di sisi Allah. [Mh]