ChanelMuslim.com- (Kuala Lumpur, 8/9) — Di era globalisasi saat ini agenda demokratisasi perlu melibatkan kerjasama antar lembaga lintas negara, termasuk bagi partai politik. Untuk itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggalang kolaborasi dengan mitra luar negeri, terutama dari Malaysia. Hal itu dinyatakan Farouk Abdullah Alwayni, Ketua Badan Pembinaan Luar Negeri DPP PKS yang memimpin delegasi ke negeri jiran.
Delegasi PKS terdiri dari Sapto Waluyo (Wakili Ketua Badan Perencanaan), Umar Salim (Sekretaris Bidang Kepemudaan), Teddy Gunawan (Koordinator Wilayah Asia Pasifik), dan Ali Sofyan (Kepala PIP Malaysia). Salah satu tokoh yang dikunjungi adalah Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumen Saifuddin Nasution Ismail.
"PKS sejak awal kehadiran terkenal sebagai partai anak muda terdidik, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Malaysia dan negara lain. Kami belajar banyak dari PKS, saat mendirikan Partai Keadilan Rakyat (PKR) di bawah pimpinan Anwar Ibrahim," ujar Saifuddin yang juga menjabat Sekretaris Jenderal PKR. PKR baru saja memenangkan pilihan raya di Malaysia bersama koalisi Pakatan Harapan.
Farouk mengapresiasi capaian politik PKR yang sangat mengejutkan karena mampu mengalahkan koalisi petahana Barisan Nasional dan menempatkan Mahathir Mohammad sebagai Perdana Menteri didampingi Wan Azizah Wan Ismail sebagai Wakil PM. "Kita belajar dari Malaysia tentang membangun koalisi politik yang solid dan mengusung isu kerakyatan serta perubahan. Itulah yang menggerakkan suara rakyat Malaysia," papar Farouk yang sedang menempuh studi doktoral di Universitas Sains Malaysia.
Dalam pertemuan dengan Partai Amanah Negara, Ketua Dewan Penasehat Ahmad Awang didampingi tokoh muda Sani Hamzan. Koordinator nasional PKS Muda Umar Salim mengajukan usulan pembentukan sekretariat bersama. "Dari sini kita bisa saling belajar dan tukar pengalaman untuk meningkatkan partisipasi politik kaum muda millennial. Jumlah pemilih muda sangat besar dan memiliki karakteristik tersendiri untuk didekati," ungkap Umar yang dikenal sebagai aktivis gerakan anti-narkoba.
Sementara itu Sapto Waluyo memberikan buku "Dakwah sebagai Panglima" (kompilasi gagasan Dr. Salim Segaf al-Jufri selaku Ketua Majelis Syura PKS) kepada Sahruddin Mhd. Shaleh, Sekretaris Jenderal Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM). "Saya sangat senang menyambut rekan politisi dari Indonesia, khususnya PKS. Indonesia telah memulai reformasi sejak lama. Kami baru memulainya dan siap bekerjasama," sambut Sahruddin.
PKS merespon positif tawaran itu, sambil menyampaikan beberapa persoalan yang dihadapi warga Indonesia di Malaysia, agar dapat ditangani secara baik dan manusiawi. "Kita perlu belajar dari PM Mahathir, bagaimana merancang proses regenerasi. Sebagaimana kita belajar dari tokoh senior lain semisal Prof. B.J. Habibie. Kita harus melahirkan generasi baru politisi yang kompeten, berintegritas dan visioner," simpul Sapto.
Muhibah politik PKS merupakan langkah awal untuk kolaborasi global. (Mh)