FAKTOR risiko kanker serviks selama ini identik dengan infeksi virus HPV yang menyebar lewat kontak seksual.
Meski benar, persepsi bahwa hanya orang dengan banyak pasangan seksual yang berisiko terkena penyakit ini tidak sepenuhnya tepat.
Faktor risiko kanker serviks bukan hanya ditentukan dari jumlah pasangan seksual, tetapi juga dari usia pertama kali melakukan hubungan seksual, status kekebalan tubuh, hingga kebersihan organ reproduksi.
Baca juga: Pap Smear dan Vaksin HPV bisa Mencegah Kanker Serviks
Faktor Risiko Kanker Serviks Tak Hanya dari Kontak Seksual, Simak Penjelasannya Berikut
Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko perempuan mengalami kanker serviks, di antaranya:
Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual
Kehamilan di usia yang sangat muda
Tidak menjaga kebersihan organ intim dengan benar
Kondisi imun tubuh yang rendah atau terganggu
HPV bisa masuk kapan saja, dan infeksinya tidak langsung jadi kanker. Prosesnya bisa memakan waktu belasan tahun.
Itulah mengapa deteksi dini melalui skrining dan vaksinasi HPV sangat penting dilakukan, bahkan jika seseorang merasa tidak termasuk dalam kelompok ‘berisiko tinggi’.
Pentingnya edukasi yang benar kepada masyarakat agar tidak salah kaprah mengenai siapa saja yang rentan terkena kanker serviks. Sebab, pada kenyataannya, perempuan dengan hanya satu pasangan tetap bisa terinfeksi HPV jika tidak terlindungi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Vaksin HPV menjadi bagian penting dari perlindungan tersebut. Program imunisasi nasional saat ini menargetkan anak perempuan usia 11–13 tahun untuk menerima vaksin ini secara gratis melalui sekolah.
Risiko kanker ini tidak hanya ditentukan oleh aktivitas seksual, tetapi juga oleh berbagai faktor lain yang memengaruhi daya tahan tubuh dan kondisi leher rahim.
Perlindungan dari infeksi HPV harus dilakukan sejak dini, sebelum virus masuk ke dalam tubuh dan menetap dalam jangka panjang. [Din]