RIBUAN anak muda tunjukkan solidaritas lintas wilayah lewat lari serentak dalam acara Run for Liberation (RFL), puncaknya pada Sabtu dan Minggu, 31 Mei – 1 Juni 2025.
Aksi lari sejauh 2 hingga 10 kilometer ini bukan sekedar kegiatan olahraga, melainkan bentuk dukungan Palestina merdeka di Bulan Nakba.
Pada Mei 1948 lalu rakyat Palestina diteror milisi bersenjata Zionis sehingga terpaksa meninggalkan desa mereka.
Acara ini diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta yang berasal dari komunitas lari, pegiat kemanusiaan, dan masyarakat umum.
Lari ini tidak hanya menjadi ajang kebugaran, melainkan menjadi simbol perlawanan damai dan solidaritas terhadap perjuangan rakyat Palestina, bertepatan dengan peringatan 77 tahun Nakba, tragedi pengusiran besar-besaran rakyat Palestina dari tanah airnya.
Acara ini diinisiasi oleh SMART 171 yang berkolaborasi dengan berbagai komunitas lokal di 15 daerah di Indonesia.
Rangkaian kegiatan RFL telah dimulai sejak 15 Mei 2025. Semua pelari bisa berlari masing-masing dari rumah dengan atribut Palestina dan melaporkannya di aplikasi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Tersedia berbagai jarak lari mulai dari 2 kilometer yang dinamai dengan Awareness Run for Rafah, inilah jarak yang ditempuh orang Palestina dari gerbang perbatasan ke Rafah.
Ada Run for Gaza bagi mereka yang sanggup lari 5 kilometer. Jarak ini setara dengan perjalanan pengungsi Rafah daerah pantai ke jalan Sholahudin.
Rute terjauh 10 kilometer bernama Run for Humanity, kurang lebih setara Rafah ke Khan Younis.
“Kami sengaja menamai rute menggunakan nama wilayah di Gaza. Di sini kita bisa lari dengan damai. Bayangin ada orang tinggal di Beit Lahia di utara dan dia ngungsi terus sampai Rafah di Selatan, itu lebih dari 40 kilometer, bawa pakaian dan barang untuk mengungsi, capeknya kayak apa. Bahkan ketika sampai pengungsian yang harusnya jadi safe zone, Israel gempur pengungsian juga. Tidak ada tempat aman di sana,” ujar Tahira, ketua event RFL se-Indonesia.
RFL juga diselenggarakan secara darat di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Solo, Bogor, Medan, Lombok, Palembang, Bengkulu, Purwakarta, Maluku, Blitar, Lubuk Linggau, Banten, Batam, dan Sulawesi Selatan.

Ribuan Warga Indonesia Serentak Lari Sejauh Rafah dengan Khan Yunis Gaza
SMART 171 menggandeng berbagai komunitas lokal di daerah masing-masing seperti Baik Berisik, Masjid Runner dan Salman ITB di Bandung, Remaja Masjid Sukajadi Batam, KNRP di Batam dan Bengkulu, FSLDK di Medan Bogor dan Lombok, terbanyak di Solo yang berkolaborasi dengan lima komunitas seperti SJP, BB Solo, Cinta Kebaikan, Ngejar Pahala Solo, dan Solo Peace Convoy.
Bandung sebagai pusat kegiatan telah menyelenggarakan lari bersama hari ini (31/5) dengan memulai rute dari Masjid Salman ITB, melewati landmark kota seperti Gedung Sate, Gasibu, hingga kembali ke titik awal.
Di Bandung juga ada talkshow, mini expo, dan coloring corner untuk anak-anak dari peserta lari.
Begitupun di daerah lain, selain lari juga dimeriahkan berbagai acara.

Di Solo ada panggung kemanusiaan, di Bogor ada teatrikal dan akustik. Semua kegiatan ini menjadi ekspresi generasi muda membela Palestina.
“Saat mereka tak pernah berhenti membantai, kita tak boleh santai. Saat mereka tak lelah melakukan genosida, kita tak boleh lelah bersuara. Acara seperti RFL ini bukan acara biasa, ia adalah bentuk komitmen kita dalam membersamai perjuangan Palestina,” tegas Hilmi, Ketua RFL Bandung.
“Kami ingin menjadikan momentum ini bukan hanya sebagai pengingat sejarah, tapi juga sebagai panggilan untuk bergerak khususnya teman-teman muda. Lewat berbagai rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di Bogor seperti fun run, talkshow, pertunjukan teatrikal, dan akustik, kami ingin membuka ruang kesadaran yang luas, mengajak masyarakat Bogor dari berbagai latar belakang untuk bersama menyuarakan keadilan dan kemanusiaan,” ungkap ketua perwakilan RFL di Bogor.
Solidaritas juga menggema di wilayah timur Indonesia.
Yanti Rafik, ketua perwakilan Sulawesi Selatan, menyebutkan bahwa RFL adalah ruang spiritual dan sosial untuk terus menyuarakan kebebasan Palestina.
Sementara itu, Devi dari Blitar menegaskan bahwa genosida masih berlangsung, dengan lebih dari 61.000 nyawa telah syahid akibat kekerasan di Gaza.
“Di RFL kita tunjukkan solidaritas kita untuk saudara kita di Palestina,” tambah Devi.
Acara ini tidak disponsori oleh institusi besar, ia lahir dari kepedulian anak-anak muda Indonesia yang tergabung dalam komunitas-komunitas lokal, membuktikan bahwa kesadaran dan kepedulian sosial bisa lahir dan hidup dari gerakan akar rumput.[Sdz]