ChanelMuslim.com – Dia yang Mengaku Mudah Tergoda Perempuan, Oleh: Agung Waspodo
Fresco ini konon menggambarkan kecantikan seorang Aelia Eudocia Augusta yang pernah menjadi isteri Kaisar Theodosius II dari Byzantium. Kecantikan bangsa Romawi Timur mungkin juga sampai ke pedalaman Jazirah Arab hingga pernah menjadi bahan obrolan di Madinah pada penghujung masa kenabian Muhammad ShalalLaahu ‘alayhi wa Sallam.
Pada tahun 9 Hijriyah, ketika sedang mempersiapkan dan menyemangati keberangkatan pasukan Kaum Muslimin ke Tabuk, Rasulullah sempat bertanya kepada al-Jadd ibn Qays:
يا جدّ، هل لك العام في جلاد بني الأصفر؟
Wahai Jadd, apakah tahun ini engkau (berangkat) memerangi “Kaum Berkulit Kuning” [Bangsa Byzantium]?
Nabi bertanya seperti ini mengingat al-Jadd adalah bagian dari Kaum Munafiqin yang sering mengajukan banyak alasan untuk tidak berangkat berjuang bersama Ummat Islam.
Baca Juga: Perempuan yang Hidup tapi Sebenarnya Mati
Dia yang Mengaku Mudah Tergoda Perempuan
Jawaban al-Jadd atas pertanyaan Rasulullah tercatat di dalam Sirah Nabawiyah li-Ibni Hisyam:
يا رسول الله، أوتأذن لي ولا تفتني!
Wahai Rasulallah mengapa tidak (kau) berikan izin (tidak berangkat pernah) kepadaku, jangan kau (jerumuskan) aku ke dalam fitnah!
Mungkin Rasulullah tidak kaget dengan respon al-Jadd karena mengetahui karakter Kaum Munafiqin, namun buat pembaca pemula Sirah Nabawiyah seperti saya, ada pertanyaan mengapa pula jihad fi sabilillah menjadi fitnah baginya? Ternyata dijelaskannya sendiri..
Kemudian, al-Jadd meneruskan logika miringnya:
فوالله لقد عرف قومي أنه ما من رجل بأشدّ عجبًا بالنساء مني!
Demi Allah, sungguh kaumku mengatahui bahwa tidak ada laki-laki yang lebih mudah terpesona (tergoda) perempuan daripada aku!
Mungkin juga al-Jadd ini sudah salah niat sebelum berangkat. Kaum Muslimin bersiap tempur bersama Rasulullah demi SurgaNya, sedang dia sibuk memikirkan perempuan dalam jihad fi sabilillah; demikianlah kemunafikan itu berpotensi menggerogoti keikhlasan perjuangan barisan Ummat Islam. Jadi jangan kaget jika ada orang atau tokoh yang berpaling dari barisan Ummah.
Lebih lanjut al-Jadd menjelaskan “lamunannya” yang bisa jadi merupakan alasan yang dibuat-buat agar tidak harus berangkat ke Tabuk:
وإني أخشى إن رأيت نساء بني الأصفر أن لا أصبر!
Sungguh aku khawatir jika melihat perempuan Byzantium, aku akan tidak sabar (untuk menggaulinya?)
Pada kalimat penutup ini al-Jadd justru membuka siapa dirinya sebenarnya. Kaum Munafiqin di Madinah waktu itu hanya memenuhi panggilan jihad Rasulullah jika ada kepentingan bagi mereka. Bahkan, sampai kepada fantasi seksual pun mereka pelihara dalam kemasan jihad. Waspadalah!
Secara geografis kemungkinan al-Jadd akan bertemu perempuan Byzantium itu sungguh amat kecil.
Pertama, Tabuk itu masih di perbatasan antara provinsi Palaestina dan wilayah Banu Ghassan; jauh dari pemukiman Byzantine.
Kedua, kota dengan garnizun Byzantium terdekat adalah Amman (Philadelphia) sekitar 455 km ke utara lagi. Namun kecil kemungkinan adanya perempuan Byzantine karena itu kota perbentengan militer.
Ketiga, kota terbesar di Syam adalah Damaskus, masih sekitar 200 kilometer lagi ke utara. Di kota inilah paling besar kemungkinannya bertemu perempuan Byzantine; namun Rasulullah tidak menyebutkan rencana sampai ke sana.
Rasulullah berpaling dari al-Jadd serta memberikan izin yang dimintanya. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan ayat berkenaan dengan ulah seorang munafiq ini agar kita semua selalu mengambil pelajaran:
وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي ۚ أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا ۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ
Dan di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah engkau (Muhammad) menjadikan aku terjerumus ke dalam fitnah.” Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sungguh, Jahanam meliputi orang-orang yang kafir.
Surah At-Tawbah, Ayat 49
Catatan Agung Waspodo:
teliti kembali niatmu berada dalam barisan ini, teliti kembali..
Pejaten Timur, 20 Dzul-Qa’dah 1439 Hijriyah
[ind]