SAFARI Ramadan 1446 H yang diselenggarakan oleh Salimah Tulungagung bekerjasama dengan LMI Tulungagung tahun ini terasa istimewa dengan hadirnya Syekh Ahmad Bilal Hashim Abu Zaid, seorang ulama dan imam dari Palestina.
Acara ini berlangsung pada Ahad (9/3/2025) petang di Masjid Ni’matur Rubi’ah, Kepatihan, Tulungagung, dihadiri oleh anggota Salimah serta warga sekitar masjid.
Mengawali kajian, Syekh Ahmad mengajak seluruh jamaah untuk bersyukur atas nikmat Islam yang telah diberikan oleh Allah Ta’ala.
“Kita harus bersyukur karena Allah telah memberi kita nikmat yang sangat besar, termasuk nikmat menjadi seorang muslim serta kesempatan untuk memasuki bulan Ramadhan,” ujar ulama yang hafidz 30 juz Al Qur’an ini.
Dalam kajian yang disampaikannya, Syekh Ahmad menegaskan bahwa Ramadhan merupakan musim terbaik yang penuh dengan keberkahan. Dia mengutip dua firman Allah dalam Al-Qur’an.
Pertama dalam surat Al Baqarah ayat 183 yang menegaskan kewajiban berpuasa kepada orang-orang yang beriman sebagaimana yang telah diperintahkan kepada umat terdahulu untuk meningkatkan ketakwaan.
Selanjutnya, dia mengutip surat Al Baqarah ayat 185 yang menyatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an, yang menjadi petunjuk serta pembeda antara yang haq dan yang bathil.
Syekh Ahmad juga mengajak para jamaah yang hadir untuk memanfaatkan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya.
“Di bulan ini, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk beribadah dengan penuh keikhlasan, baik secara lahir maupun batin,” tuturnya.
Selanjutnya Syekh Ahmad mengajak jamaah untuk berlomba-lomba dalam kebaikan karena orang yang berpuasa akan mendapat balasan istimewa berupa surga Ar-Rayyan, surga yang diperuntukkan bagi mereka yang taat menjalankan ibadah puasa.
“Kita harus berlomba-lomba meraih kebaikan di mata Allah Ta’ala,” tambahnya.
Tak hanya berbicara mengenai keutamaan Ramadhan, Syekh Ahmad juga menyinggung kondisi Masjidil Aqsa dan penderitaan rakyat Palestina.
Dengan penuh keprihatinan, beliau menyampaikan bahwa lebih dari 50 ribu orang telah mati syahid di Palestina, sementara banyak lainnya mengalami kelaparan dan kekurangan obat-obatan akibat peperangan yang terus berlangsung.
Karena perang yang berkepanjangan itu, Syekh Ahmad mengajak para jamaah untuk membantu rakyat Palestina.
“Mari kita bantu saudara-saudara kita di Palestina, baik melalui doa-doa yang kita panjatkan maupun dengan infaq terbaik kita. Sesungguhnya, orang yang berbisnis dengan Allah tidak akan pernah merugi,” himbau Syekh Ahmad.
Usai kajian, acara dilanjutkan dengan shalat Maghrib berjamaah yang dipimpin oleh Syekh Ahmad dan dilanjutkan dengan buka puasa bersama. Selanjutnya, dilakukan penggalangan donasi untuk saudara-saudara di Palestina sebagai bentuk kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan. Acara ditutup dengan shalat Isya dan Tarawih yang juga diimami oleh Syekh Ahmad. [Mh/dyta/fat]