MARI memeriksa kembali pola pengasuhan anak-anak kita. Sudah tepatkah kita dalam mengasuh anak? dunia Milenial yang kini kita jalani penuh dengan hal yang tidak terduga.
Perkembangan teknologi yang semakin maju, mau tidak mau selain menghasilkan dampak positif juga dampak negatifnya. Anak-anak dihadapi dengan berbagai problematika. Mulai dari bullying, narkoba, kekerasan, pornografi hingga sex bebas.
Baca Juga: 10 Prinsip Disiplin Positif dalam Pengasuhan Anak
Memeriksa Kembali Pola Pengasuhan Anak-Anak Kita
Belum lagi makin berkembangnya paham materialism, segala hal dinilai dari sisi materi saja. Manusia sebagian besar mulai melupakan agama dan Tuhan.
Yang berkembang kemudian adalah gaya hidup masyarakat urban yang serba glamour, hi-tech dan serba cepat. Hal ini berdampak pada pola hubungan antar manusia yang tanpa kesan dan tidak lagi manusiawi.
Tantangan bagi orangtua semakin besar dan beragam. Para ibu sebagai madrasah pertama anak-anak seharusnya tetap pada perannya ini.
Namun, meski ibu tinggal di rumah atau ibu pekerja memiliki tantangan sama, sejauh mana mereka mengenal anak-anak dan mengetahui kebutuhan mereka.
Ibu-ibu yang tinggal di rumah bukan jaminan menjadi lebih baik dari ibu pekerja jika ia terlalu sibuk mengurus rumah, kongkow-kongkow dengan ibu-ibu yang lain, arisan ini atau itu, lupa waktu karena terlalu asyik atau nonton drama korea. Para ibu tidak lagi mampu mengenal anak-anaknya dan menyelami keinginan mereka.
Mari kita cek pola asuh kita terhadap anak-anak,
Sudahkah kita menjadi teladan yang baik?
Keteladanan adalah kunci yang paling penting dalam mendidik anak-anak. Tanpa keteladanan, anak-anak tidak punya contoh, tidak tahu artinya kebijaksanaan dan adab-adab dalam kehidupan.
Sudahkah kita menjadi pendengar yang baik
Tanpa disadari saat anak sudah mulai membuka percakapan atau bertanya sesuatu, kita justru lebih banyak memberikan nasihat yang begitu panjang, tanpa memedulikan dan mengingat kalau anak justru membutuhkan teman untuk mendengar keluh kesahnya.
Sudahkah kita memaafkan kesalahan anak-anak
Memang, orangtua selalu bisa memaafkan kesalahan anaknya. Sayangnya, orangtua sering lupa dengan mengungkit kesalahan anak di masa lalu.
Apa yang terjadi hari ini, tidak perlu diulang dan dibahas terus menerus. Fokus pada hari saja.
Sudahkah kita membuatnya mandiri
Anak yang dekat dengan orangtua itu baik tapi jika sampai terlalu bergantung itu tidak baik juga. Anak butuh bersosialisasi. Orangtua perlu belajar melepas anak menjadi seorang individu yang mandiri.
Sudahkah kita memberikan batasan pada anak
Banyak orangtua yang ingin terlihat jadi ibu yang asyik untuk anaknya. Sayangnya hal ini membuat orangtua lupa untuk memberikan batasan pada anak.
Kita memang tidak ingin menjadi orangtua yang menyebalkan, sehingga memberikan kebebasan. Tapi tetap saja harus ada batasan dan mengajarkan anak untuk bisa bertanggung jawab dengan apa yang mereka lakukan. [MAY/Cms]