MANUSIA tempat salah dan lupa. Selalu ada salah dan dosa yang mungkin kita lakukan. Tutuplah aib itu, cukup Allah dan kita yang tahu.
Imam Bukhari meriwayatkan hadis yang bersumber dari sahabat Nabi, Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma.
Hadis itu tentang percakapan khusus antara Allah subhanahu wata’ala dengan seseorang yang pernah melakukan dosa dan ia berusaha menutup aib dosanya.
Kisahnya seperti berikut ini…
Di akhirat kelak, ada seseorang yang Allah panggil secara khusus. Orang itu mendekat kepada Allah. Kemudian, Allah menutup tirai yang menandakan bahwa pembicaraan itu hanya diketahui Allah dan orang itu. Tak seorang pun yang akan tahu selain keduanya.
Allah menanyakan sesuatu ke orang itu, “Pada hari itu, tanggal itu, dan jam itu; apakah ada dosa yang kau lakukan saat itu?”
Orang itu menjawab, “Benar, Tuhanku.”
Allah subhanahu wata’ala menanyakan kejadian aib dosa yang lain lagi. “Pada hari itu, tanggal itu, dan jam itu; apakah ada dosa yang kau lakukan saat itu?”
Orang itu menjawab lagi, “Benar, Wahai Tuhanku.”
Tak ada yang dirasakan oleh orang itu, kecuali perasaan takut dan malu. Ia mengira bahwa Allah akan menghukum karena dosa-dosanya itu.
Kemudian Allah mengatakan lagi ke orang itu, “Di dunia Aku telah menutup aib dosamu itu. Dan hari ini, Aku ampuni semuanya.”
**
Bayangkan kalau orang itu adalah kita. Di saat tak ada orang lain yang ada di situ, kecuali diri kita sendiri dan Allah Yang Maha Agung, Maha Kuasa atas segalanya.
Saat itu, Allah beberkan dosa yang tertutup di dunia. Dosa yang hanya diketahui oleh Allah dan diri kita sendiri.
Allah beberkan secara khusus di hari yang semua perbuatan umat manusia akan dibalas. Seperti apakah perasaan kita saat itu?
Perhatikanlah, Allah Yang Maha Rahman dan Rahim menutup aib dosa kita, padahal kita bukan siapa-siapa kecuali hanya hamba-Nya yang lemah tak berdaya.
Allah menutup aib dosa kita, di dunia dan akhirat, karena kita merasa malu kepada Allah telah berbuat dosa, dan kita pun menutup aib itu di semua mata manusia. [Mh]