PERANG Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai berujung pada kengerian baru. Sebuah senjata pemusnah massal dipamerkan Rusia pada Kamis (21/11) lalu.
Perang Rusia Ukraina sudah berlangsung 2 tahun 9 bulan. Alih-alih akan berakhir, justru semakin meluas dan mendalam.
Hal ini karena keterlibatan Nato yang dipimpin Amerika berada di balik Ukraina. Dan begitu pun Rusia yang melibatkan Iran, Korea Utara, dan Cina.
Perang Dua Raksasa
Kubu Rusia dan Kubu Ukraina yang dibekingi Nato merupakan dua raksasa di dunia. Keduanya sama-sama memiliki daya dukung militer yang canggih dan kekuatan ekonomi yang mumpuni.
Nyaris, tak ada satu pihak pun yang akan mampu berdiri sebagai penengah. Tidak juga PBB atau Perserikatan Bangsa-bangsa. Jadi, terus atau berhentinya perang murni dari kedua belah pihak.
Entah sudah berapa korban yang jatuh. Belum lagi kehancuran infrastruktur dan aset masing-masing pihak. Kerugiannya begitu besar.
Adu Pengaruh Dua Kubu
Sebenarnya, perang yang tak berkesudahan itu hanya dimainkan oleh segelintir orang berkuasa saja. Yaitu, Presiden Amerika dan Presiden Rusia. Tapi karena ada ‘perlombaan’ gengsi untuk menunjukkan siapa yang unggul, perdamaiannya menjadi begitu sulit.
Bahkan terakhir, di masa akhir jabatannya sebagai presiden Amerika, Joe Biden, mempersilakan, bahasa halus dari menyuruh, Ukraina untuk menyerang Rusia dengan rudal-rudal jarak jauh. Dan rudal-rudal itu sudah disiapkan oleh Amerika dan Inggris.
Hal ini karena senjata-senjata konvensional seperti tank, jet tempur, rudal jarak dekat, dan aneka senjata mesin sudah tak lagi bisa diandalkan.
Misalnya, Jerman mengirim berbagai produk tank terbarunya berlaga di Ukraina. Begitu pun dengan Inggris, Prancis, dan lainnya.
Di kubu Rusia, Iran juga sudah menunjukkan kecanggihan aneka drone tempurnya. Begitu pun dengan Cina dan Korea Utara.
Keduanya seperti memamerkan kepada dunia tentang kehebatan produk militer mereka. Dan inilah momen teranyar dunia bisa menyaksikan berbagai produk paling canggih persenjataan militer. Termasuk dalam digitalisasi produk militer.
Di produk-produk militer digital itu, perang tak seperti dahulu yang sering melenceng ke aset sipil. Perang kini bisa dibilang hanya fokus saling menghancurkan antar pihak militer. Tingkat akurasi tembakan rudal seperti informasi dan promosi tentang kecanggihan produk militer masing-masing pihak.
Rudal Hipersonik Tercanggih yang Mengerikan
Di tengah ‘pameran’ persenjataan kubu Rusia dan Nato, publik khususnya kubu Nato terkejut dengan sebuah produk rudal terbaru Rusia. Namanya Oreshnik yang merupakan nama sebuah kacang di Rusia.
Di tengah kesombongan Amerika dan Nato yang merasa punya senjata paling ampuh, mereka terbelalak dengan kehadiran Oreshnik.
Rusia meluncurkan rudal hipersonik Oreshnik pada Kamis (21/11) lalu ke sebuah industri dan gudang militer di sebuah kota di Ukraina. Rudal diluncurkan sekitar jam 5 subuh di saat banyak orang sedang asyik tertidur. Tapi, hulu ledaknya tidak menggunakan nuklir, melainkan hulu ledak konvensional.
Apa yang mengejutkan dari Oreshnik ini? Oreshnik merupakan rudal menengah dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara. Kecepatan per detiknya mencapai 2,5 hingga 3 kilometer.
Jadi, jika rudal ini dikirim ke London, maka hanya butuh waktu sekitar 19 menit. Dan jika dikirim ke Jakarta, semoga tidak terjadi, hanya butuh waktu 41 menit.
Para ahli militer terbelalak dengan Oreshnik. Mereka sepakat berkomentar, “Inilah rudal yang paling cepat yang dimiliki manusia sepanjang sejarah.”
Beberapa jam setelah diuji coba di Ukraina yang menghancurkan fasilitas militer di sana, Putin dengan enteng mengatakan, “Inilah rudal yang tidak ada bandingnya. Tidak ada yang mampu menangkalnya. Dan kami sudah siapkan yang berhulu ledak nuklir!”
Pada Hari Kamis itu, seluruh pejabat Nato yang berkantor di Kyiv Ukraina ‘kabur’. Mereka meninggalkan Ukraina karena kengerian yang mereka saksikan.
Para pejabat yang kabur itu tentu punya pemahaman yang lebih dalam dari para pengamat. Karena dugaan mereka, Rusia mungkin masih menyimpan ‘perabotan’ lain yang jauh lebih canggih.
Kalau yang dipamerkan saja sebegitu canggih dan dahsyatnya, apalagi yang disembunyikan Rusia untuk memberikan daya kejut yang mematikan.
Fenomena kemunculan Oreshnik Rusia tak ayal menyadarkan penduduk dunia tentang satu hal: dunia di ambang kehancuran total. [Mh]