LALU, apakah orang yang sudah wafat tahu apa yang sedang dialami atau dilakukan oleh keluarganya yang masih hidup?
Ya, berdasarkan keterangan sunah dan kaum salaf memang demikian.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah menceritakan tentang dialog antar arwah, salah satu dialognya adalah menceritakan kabar Si Fulan di dunia:
إِنَّ فُلَانًا قَدْ فَارَقَ الدُّنْيَا
“Si Fulan telah meninggal dunia.” (HR. Al Bazar no. 9760. Syaikh Al Albani mengatakan: Hasan. Lihat Al Ayat Al Bayyinat, hal. 91).
Dari Abu Hurairah pula, Rasulullah menceritakan dialog antara arwah yang sudah wafat.
Mereka bertanya kabar si Fulan di dunia, lalu dijawab:
دَعُوهُ فَإِنَّهُ كَانَ فِي غَمِّ الدُّنْيَا
“Biarkan saja, dia telah tenggelam dalam kehidupan dunia.” (HR. An Nasa’i no. 1833. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Imam Ibnu Taimiyah. Lihat Majmu’ al Fatawa, 5/450).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Selain itu, hal ini juga disampaikan generasi salaf dalam beberapa atsar shahih dari mereka.
Imam Abdullah bin Al Mubarak Rahimahullah, meriwayatkan bahwa Abu Ayyub Al Anshari Radhiallahu ‘Anhu berkata:
فَيُعْرَضُ عَلَيْهِمْ أَعْمَالُهُمْ ، فَإِذَا رَأَوْا حَسَنًا فَرِحُوا وَاسْتَبْشَرُوا ، وَقَالُوا: هَذِهِ نِعْمَتُكَ عَلَى عَبْدِكَ فَأَتِمَّهَا ، وَإِنْ رَأَوْا سُوءًا قَالُوا: اللَّهُمَّ رَاجِعْ بِعَبْدِكِ
Perbuatan mereka (orang hidup) akan diperlihatkan kepada orang yang wafat, jika mereka lihat baik maka mereka bergembira dan senang, lalu berkata: “Ini nikmatMu atas hambaMu maka sempurnakanlah.” Jika mereka lihat amalnya buruk, mereka berdoa: “Ya Allah, ambillah kembali hambaMu.” (Az Zuhd no. 443 shahih. Lihat Ash Shahihah no. 2758).
Dalam atsar ini, orang wafat bukan hanya tahu kondisi orang hidup tapi sampai-sampai mereka “mendoakan” orang masih hidup.
Mimpi Bertemu Dengan Orang Tua (2)
Baca juga: Mimpi Bertemu Dengan Orang Tua (1)
Imam Ath Thabari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu:
إن أعمالكم تعرض على أقربائكم من موتاكم ، فإن رأوا خيرا فرحوا به ، وإن رأوا شرا كرهوه
Amal kalian akan diperlihatkan dihadapan kerabat kalian yang telah wafat, jika mereka lihat ada kebaikan maka mereka senang, jika mereka lihat keburukan maka mereka membencinya. (Tahdzibul Atsar, 2/510. Sanadnya: hasan, dengan berbagai jalur yang menjadi syawahid/pendukungnya).
Imam Ibnu Rajab, dari Tsabit al Bunani Rahimahullah, Beliau berkata:
بلغنا أن الميت إذا مات احتوشته أهله وأقاربه الذين تقدموه من الموتى، فلهم أفرح به وهو أفرح بهم من المسافر إذا قدم إلى أهله
Telah sampai kepadaku, bahwa mayit jika wafat diiringi oleh keluarga dan kerabatnya yang mengantar dia pada kematiannya maka mayit tersebut bahagia dengan hal itu, dan dia lebih berbahagia dibanding musafir yang datang ke keluarganya. (Imam Ibnu Rajab, Ahwalul Qubur, hal. 25).
Dari Ubaid bin Umair Rahimahullah:
أهل القبور يتوكفون الأخبار فإذا أتاهم الميت قالوا ما فعل فلان فيقول صالح ما فعل فلان فيقول ألم يأتكم أو ما قدم عليكم فيقولون إنا لله وإنا إليه راجعون سلك به غير سبيلنا
Penghuni kubur itu saling berikan berita, jika datang kepada mereka mayit, mereka bertanya: “Bagaimana kabar si Fulan?” Beliau jawab: “Dia baik-baik saja.” Apa yang dilakukan Fulan? Dia jawab: “Apakah belum datang beritanya kepada kalian?” mereka menjawab: “Innalilahi wa innaa ilaihi raaji’un, dia telah menempuh jalan bukan jalan kami.” (Ibid, hal. 26).[Sdz]