CIUM kening istri sebelum berangkat kerja dijelaskan oleh Cahyadi Takariawan seorang Konselor Ketahanan Keluarga dan pendiri Wonderful Family Institute.
Studi psikologi yang dilakukan para peneliti asal Jerman menemukan, bahwa para suami yang mencium istrinya setiap hari sebelum pergi kerja cenderung hidup lebih lama, rata-rata lima tahun lebih panjang, daripada para suami yang tidak melakukannya.
Hasil studi dipublikasikan dalam majalah Jerman “Selekta”. Studi dipimpin oleh Profesor Psikologi dari Universitas Kiel, Dr. Arthur Szabo.
Studi dilakukan selama dua tahun, menemukan bahwa para suami yang mengucapkan salam perpisahan sebelum pergi kerja cenderung mendapatkan uang 20-35 persen lebih besar daripada mereka yang melewatkan momen tersebut.
Sekitar 110 manajer industri top dari Jerman berpartisipasi dalam penelitian ini.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Setelah menganalisa sampel pertanyaan dan jawaban mereka, ditemukan bahwa 87 persen karyawan yang mencium istri mereka sebelum meninggalkan rumah cenderung mengalami peningkatan gaji dan memegang posisi yang lebih baik di kantor.
Dalam ringkasan studi, dr. Arthur menyebutkan, ada beberapa alasan yang mungkin membuat para suami tidak mencium istrinya sebelum berangkat kerja.
Misalnya, karena bertengkar atau berpisah.
Dalam kedua kasus tersebut, suami cenderung memulai harinya dengan sikap yang negatif.
Cium Kening Istri Sebelum Berangkat Kerja
Baca juga: Dari Akad Menuju Harmoni
Ia cenderung murung dan tertekan di tempat kerja sehingga cenderung tidak tertarik menjalani pekerjaan dan menghadapi lingkungannya.
Meskipun banyak lelaki bersikap pura-pura tidak peduli kepada istri mereka, sebetulnya mereka menipu diri sendiri.
Bahkan jika seorang lelaki tidak lagi mencintai istrinya, ia masih terpengaruh oleh sikap sang istri terhadapnya.
Seorang suami yang mencium istrinya setiap hari sebelum pergi kerja cenderung mengawali harinya dengan sikap yang lebih positif; sebagaimana hasil studi tersebut.
“Perasaan harmonis lelaki tersebut tercermin secara fisiologis dan juga secara mental,” ungkap Dr. Arthur.
Saling membuka diri, saling mengerti, saling memahami, saling memberi yang terbaik, itulah kunci untuk selalu menjaga kebahagiaan dan keharmonisan keluarga.
Semoga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah. Aamiin.[Sdz]