DALAM keadaan ihram, seorang muslim memiliki kewajiban mengikuti serangkaian aturan dan larangan tertentu sebagai tanda ketundukan kepada Allah.
Status ihram sendiri dimulai ketika seseorang memasuki miqat, suatu batas wilayah geografis di mana mereka harus mengenakan pakaian ihram dan melafalkan niat untuk haji atau umroh.
Baca juga: Ketahui Larangan Bagi Wanita Ihram
Beberapa Kewajiban Bagi yang Sedang Ihram
Diwajibkan bagi yang sedang berihram untuk haji dan umroh melakukan hal-hal berikut:
Melaksanakan apa yang diwajibkan Allah kepadanya, seperti kewajiban sholat pada waktunya secara berjamaah.
Menjauhi apa yang dilarang Allah, berupa berkata buruk, bercumbu mesra dengan istri, melanggar perintah agama, berbantah-bantahan dan perbuatan maksiat lainnya.
Menghindari ucapan atau perbuatan yang mengganggu dan menyakiti sesama muslim.
Menjauhi larangan-larangan ihram, yaitu;
Mencabut rambut atau memotong kuku. Sedangkan bila rambut atau kuku itu lepas dengan tidak disengaja di saat ihram, maka ia tidak dikenakan denda apa-apa.
Mempergunakan wangi-wangian di badannya atau pakaiannya, begitu juga pada makanan dan minumannya. Adapun jika ada sisa wangi-wangian yang ia gunakan saat sebelum ihram, maka tak mengapa.
Membunuh binatang buruan atau menghalaunya, atau membantu orang yang berburu, selagi ia masih dalam keadaan ihram.
Memotong pepohonan atau mencabut tanaman yang masih hijau di tanah haram, begitu juga memungut barang temuan, kecuali jika bermaksud untuk mengumumkannya karena Rasulullah melarang semua perbuatan tersebut. Larangan-larangan ini berlaku pula bagi yang tidak berihram.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Meminang atau melangsungkan akad nikah, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain, begitu juga mengadakan hubungan dengan istri atau menjamahnya dengan syahwat selama ia dalam keadaan ihram.
Ihram adalah simbol kesederhanaan, ketundukan, dan ketulusan seorang muslim dalam beribadah kepada Allah.
Kewajiban ihram dengan benar menunjukkan komitmen seseorang untuk mengabdikan diri sepenuhnya kepada Sang Pencipta, meninggalkan segala hal duniawi demi mencapai ridha-Nya.
Ketaatan terhadap kewajiban dan larangan selama ihram bukan hanya berupa ibadah fisik, tetapi juga latihan spiritual yang mendalam untuk mencapai kesucian dan kedekatan dengan Allah. [Din]