INDONESIA saat ini sedang memasuki fase aging population, yaitu proporsi penduduk lanjut usia (lansia) semakin meningkat.
Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia pada 2023, hampir 12 persen atau sekitar 29 juta penduduk Indonesia masuk kategori lansia.
Ini berarti dari setiap 10 orang penduduk Indonesia, 1 orang di antaranya adalah lansia. Bahkan diproyeksikan pada tahun 2045, satu dari lima penduduk Indonesia adalah lansia.
Dengan meningkatnya jumlah populasi lansia tersebut, Indonesia perlu berupaya menjaga kesehatan lansia agar mereka tetap sehat, aktif, produktif dan bahagia.
Salah satu upaya Salimah dalam mewujudkan hal tersebut adalah dengan meluncurkan program untuk lansia yaitu Sekolah Lansia Salimah Indonesia (Salsa).
Salsa adalah program yang dikembangkan dan dilaksanakan oleh Salimah di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan perhatian kepada lansia agar mereka memiliki semangat hidup yang lebih baik dan dianggap sebagai sosok yang bermanfaat.
Seperti yang dilakukan oleh Pimpinan Daerah Persaudaraan Muslimah (PD Salimah) Kabupaten Bogor, pada Ahad (1/9/2024). Sekitar 150 orang lansia menghadiri peluncuran Salsa yang dilaksanakan di Gedung KORPRI, Jl. Nyaman, Tengah, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor tersebut.
Ketua PD Salimah Kabupaten Bogor, Nur Laela Turohmah menyampaikan bahwa Salsa bukanlah program sembarangan, bahkan ada kurikulumnya tersendiri.
“Salsa ini merupakan program turunan dari Salimah Pusat. Gak sembarangan lho! Bahkan ada kurikulumnya, ada modulnya juga,” kata Lela.
Ia menambahkan jika kurikulum Salsa yang dibuat oleh Salimah Pusat mengacu pada 7 dimensi lansia tangguh.
“Kurikulum yang dibuat langsung dari Salimah Pusat ini mengacu pada 7 dimensi lansia tangguh, yaitu;
1. Dimensi spiritual,
2. Dimensi intelektual,
3. Dimensi fisik,
4. Dimensi emosional,
5. Dimensi kemasyarakatan,
6. Dimensi profesional vokasional, dan
7. Dimensi lingkungan,” jelasnya.
Terkait modul selama pembelajaran, menurutnya ada 5 modul yang akan diajarkan, yaitu meliputi modul keagamaan, psikologi, kesehatan, serta ekonomi dan keterampilan.
Sedangkan fasilitator yang nantinya akan menyampaikan modul ajar tersebut beberapa sudah disiapkan.
“Alhamdulillah sejauh ini PD Salimah Kabupaten Bogor sudah menyiapkan beberapa fasilitator untuk modul tersebut. Diantaranya kami sudah ada dokter Evelyn untuk bagian kesehatan, Ibu Indah seorang psikolog dan Ibu Niswatun Nafi’ah sebagai tenaga penyuluh kesehatan masyarakat dari puskesmas Tajur Halang, Kabupaten Bogor,” terang Nur Laela.
Setelah resmi membuka Salsa pada acara tersebut, Nur Laela pun menyambut 2 orang perwakilan peserta untuk disematkan kartu peserta Salsa dan seragam anggota Salimah secara simbolik.
Selain peresmian, acara juga dimeriahkan oleh penampilan Tim Angklung Palansari, yaitu Paguyuban Lansia dari Perumahan Griya Yasa Lestari, Kecamatan Bojonggede dan Grup Qasidah Lansia Neli Al Muhajirin dari Ciriung, Cibinong.
Nur Laela berharap, program Salsa kedepannya tak hanya mampu berjalan, tapi juga mampu menjangkau lebih luas lagi masyarakat lansia di Kabupaten Bogor, sehingga tujuan dari program ini yaitu menjadikan para lansia hidup bahagia, sehat dan mandiri dapat menjadi kenyataan.
[Mh/AM/Salimah]