DITULIS oleh Adham Syarqawi mengenai kisah budak rumahan dan budak ladang.
Jika Anda menuntut keadilan sosial, mereka akan menuduh Anda melakukan penghasutan.
Jika Anda bertanya kepada seorang narapidana mengapa dia dipenjara, mereka akan menuduh Anda mendapat dukungan dari luar negeri.
Jika kalian bertanya kepada para budak yang memakai sorban, mengapa kalian mencela setiap orang yang berbuat zalim, meskipun mereka berada di Kutub Utara, dan menutup mata terhadap orang zalim yang salah satu dari kalian berada sangat dekat dengannya, maka Anda berarti orang luar!
Jika kalian bertanya kepada mereka, bukankah mengingkari penumpahan darah umat Islam lebih baik daripada mengingkari pemendekan pakaian? Mereka menuduhmu antek.
Mereka akan menganggap penguasa sebagai Tuhan yang mereka sembah selain Allah, bahkan jika Anda mengkritik sebuah kalimat dalam pidato presiden, mereka akan bangkit serempak melawan Anda, seolah-olah Anda merobohkan Masjid Al-Aqsa.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Anda tidak berhak bertanya siapa yang menginginkan kemenangan atau mati syahid, bagaimana salah satu dari keduanya akan datang jika Anda tidak berperang?
Bagaimana orang yang meletakkan senjatanya sejak lama akan menang?
Persamaan kemenangan atau kekalahan mengharuskan Anda berperang. Selama Anda telah meletakkan senjata, Anda benar-benar keluar dari persamaan.
Bagaimana mungkin seseorang akan mati syahid, menurut syariah, padahal dia membubarkan kelompok perlawanan, mengejar mereka, dan menangkap mereka, karena sang revolusioner tua sudah terbangun dari tidurnya di suatu siang dan malam dan mendapati dirinya sebagai pegawai bagi penjajahnya?
Bagaimana Anda akan melawan secara damai pasukan yang mengebom Anda dengan pesawat? Kemana arah perdamaian selain hidup di bawah karpet pendudukan?
Meskipun semua ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang logis dan mendasar, Anda tidak perlu bertanya.
Baca juga: Kisah Budak Rumahan dan Budak Ladang (1)
Kisah Budak Rumahan dan Budak Ladang (2)
Mereka akan muncul di hadapan Anda sama seperti orang-orang Jahiliyah dahulu seraya berkata, siapakah orang yang mencela tuhan-tuhan kami ini?
Sebabnya karena Anda telah menyinggung inti perbudakan mereka.
Pencuri membenci orang jujur karena mengingatkan kekurangannya.
Pelaku dosa membenci orang yang taat karena hal itu menempatkannya dalam konflik dengan dirinya sendiri, sehingga membuatnya merasa kecil.
Setiap orang merdeka yang memberontak di belahan dunia mana pun pasti ditentang oleh semua budak rumahan. Sebagian mereka hanya tahu bagaimana menjadi budak yang patuh dan tunduk.[Sdz]