BAGAIMANA cara berkomunikasi afektif dengan anak?
Pada sebelumnya telah dijelaskan cara pertama, saat berkomunikasi dengan anak, sejajarkan tubuh Ayah dengan anak.
Jika anak sedang berbicara maka duduklah atau membungkuklah atau Ayah ajak anak untuk duduk bersama agar tinggimu sama dengan anakmu.
Kedua, saat anak salah mengucapkan kata-kata, maka benarkanlah.
Misalnya seperti ini. Anak berkata “Kakak mainin punyaku.”
Lalu Ayah membenarkan, “Ooo… Kakak pinjam mainan punya adik, terus… terus…, apa yang adik lakukan?”
Ulangi kalimat anak dan benarkan jika salah.
Tips yang ketiga, berilah apresiasi saat anak melakukan sesuatu yang baik dan hebat dengan berkata, “Waw keren sekali, Masya Allah hebat, ckckckck ini mah luar biasa!”
Keempat, saat berkomunikasi dengan anak ikutilah sesuai dengan perasaannya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Saat anak bercerita lalu sedih maka Ayah ikut bersedih. Saat terharu maka Ayah ikut terharu.
Saat senang maka Ayah ikut senang, ketahuilah Ayah, saat itulah Ayah sedang mengajarkan perasaan empati kepada anak.
Terakhir dalam tulisan ini, saya hanya mengingatkan, kebanyakan orang tua melarang anak tanpa anak tahu kenapa dilarang.
Misalnya seorang Ayah melarang anaknya membeli makanan di sembarang tempat dengan memakai senjata “pokoknya” tanpa anak paham, maka yang terjadi adalah anak akan membeli makanan di sembarang tempat meskipun dengan sembunyi-sembunyi.
Padahal, jika Ayah terangkan dampak negatif jajan sembarangan maka anak akan paham dan otomatis menyadarkan diri mereka sendiri untuk tidak membeli makanan di sembarang tempat karena sudah paham efek negatif jika mereka melakukannya.
Cara Berkomunikasi Efektif dengan Anak (2)
Jadi Ayah, kurangi perintah dengan kata “pokoknya” tapi mulailah memberikan pemahaman kepada anak kenapa Ayah melarangnya.
Contoh komunikasi yang tidak memahami kondisi anak, saat anak tidak mau mengerjakan tugas sekolah.
“Mah, Aku lagi nggak mau mengerjakan PR,” kata anak.
“Nak, kamu harus mengerjakan PR kalau tidak mau jadi apa nanti kamu kelak,” teriak Bunda.
“Tapi Aku lagi malas Mah,” rengek anak.
“Pokoknya kamu harus belajar sekarang,” bentak Bunda.
“Uuuhh Mamah nyebelin,” keluh anak.
Baca juga: Cara Berkomunikasi Efektif dengan Anak (1)
“Yah… tuh lihat, anakmu nggak mau belajar,” teriak Bunda mengadu.
Sekarang contoh komunikasi yang memahami kondisi anak
“Mah, Aku lagi nggak mau mengerjakan PR” kata anak.
“Ooo… emang kenapa Nak?” tanya Bunda.
“Lagi capek Mah, tadi ada olahraga, jadi badan terasa capek,” jawab anak.
“O…ya Mamah mengerti, kamu memang butuh istirahat,” kata Bunda.
“Sekarang istirahat dulu, nanti jam 8 dicoba mengerjakan tugas ya Nak, nanti Bunda temenin. Kalau memang belum selesai, insya Allah kita kerjakan habis subuh,” jawab Bunda.
Itu dia cara-cara yang dapat dilakukan kepada sang buah hati. Semoga bermanfaat yah Ayah Bunda.[Sdz]