KEMERDEKAAN memiliki nilai istimewa untuk sebuah bangsa. Tapi, dibedakan oleh nilai laron dan tawon.
Apa yang membedakan antara laron dan tawon. Rasanya, memang banyak perbedaan. Perbedaan inilah yang memaknai nilai dari sebuah kemerdekaan.
Laron dan tawon sama-sama berkoloni. Tapi, jumlah anggota koloni laron jauh lebih banyak dari tawon. Laron menampakkan kerumunannya dengan jumlah ribuan.
Bagaimana dengan tawon? Jumlah koloninya tidak sebanyak laron. Dalam kondisi normal jumlahnya puluhan hingga ratusan.
Meski ribuan, tak ada siapa pun yang takut dengan koloni laron. Selain tak memiliki senjata, laron berkerumun dalam cahaya tanpa keterikatan yang jelas.
Laron seperti tak peduli dengan siapa pun yang menyakiti diri mereka. Yang menjadi fokus mereka hanya kilau cahaya. Bahkan tujuan cahaya itu sendiri bisa mematikan mereka.
Jika siapa pun menginjak, menepuk, atau apa pun cara mengganggu laron; tak ada satu pun yang peduli. Banyak, tapi tak punya kekuatan. Tak punya wibawa.
Tapi tidak begitu dengan tawon. Silakan ganggu sarangnya, meski hanya sedikit, tawon akan mati-matian membalas dan mengejar pengganggunya.
Tawon tak peduli dengan lawannya: lebih besarkah, lebih banyakkah, bersenjatakah; yang ia peduli hanya harga dirinya. Seolah ada motto di tawon: kami tak mau mengganggu, tapi jika kami diganggu, siapa pun akan kami lawan.
Ketika sayap laron lepas, maka ia sangat tidak berdaya. Pasrah diperlakukan apa pun oleh yang di atasnya.
Tapi tawon, meski sayapnya lepas, ia tetap bisa menyengat siapa pun yang menyentuhnya. Dan sengatannya sangat menyakitkan.
**
Seperti apakah nilai kemerdekaan bangsa Indonesia di mata pihak asing. Apakah seperti nilai laron atau tawon?
Bukan pihak asing yang bisa menentukan nilai kita. Kitalah yang menampakkannya di mata mereka.
Apakah kita berwibawa seperti tawon, atau tak pernah dihitung ‘apa-apa’ kecuali hanya banyaknya seperti laron.
Merah Putih menunjukkan dua nilai dari bangsa ini: merdeka atau mati. Merdeka artinya hidup dalam kemuliaan dan wibawa; dan mati artinya berani menempuh risiko apa pun demi membela kemuliaan dan wibawa itu.
Laron memang tidak pernah merasa punya musuh, bahkan yang menganiaya dan menginjak pun dianggap seperti teman. Tapi tawon, jangankan menginjak, hanya sekadar lewat saja, orang akan sangat berhati-hati. [Mh]