AKSI Relawan Mandiri Himpunan Alumni IPB (ARM HA-IPB) bekerja sama dengan Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia (IKK-FEMA) IPB University menggelar penyuluhan gizi dan kesehatan keluarga bagi warga Kampung Cipendawa, Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (4/8).
Sebanyak 327 KK menerima paket bantuan komoditi pangan yang disediakan Perum BULOG berkolaborasi dengan ARM HA-IPB.
Paket Bulog tersebut berisi 5 kilogram beras premium, 1 kilogram gula pasir, dan 1 liter minyak goreng, sementara paket ARM, atas dukungan Mitra Tani (MT) Farm, berisi 1 paket rendang kaleng dan nasi gurih siap santap. Warga mengantre tertib dan dengan gembira menerima paket bantuan komoditi pangan untuk keluarga masing-masing.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pemulihan Lahan dan Peningkatan Gizi Masyarakat Pascabencana di Cileuksa.
Warga Cileuksa Terima Penyuluhan Gizi & Kesehatan Keluarga Serta Bantuan Komoditi Pangan Bulog
Baca juga: Penyangkalan dan Disinformasi Terjadi Seiring Bertambahnya Korban di Gaza
Mayoritas penghuni blok Cipendawa adalah warga dari Kampung Rancanangka yang menjadi penyintas bencana banjir dan longsor awal 2020 silam yang direlokasi ke Cipendawa mengingat Rancanangka tidak dapat ditempati lagi.
Penyuluhan kesehatan dan gizi masyarakat ini disampaikan oleh Dr. Tien Herawati, S.P., M.Si., ahli gizi keluarga yang juga Kepala Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen FEMA IPB University.
Menurut Tien, untuk menghasilkan generasi berkualitas di masa datang diperlukan persiapan sejak dini. “Masa yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah masa usia pranikah, kehamilan, dan masa usia anak 0-24 bulan yang disebut dengan periode emas, mengingat fase itu merupakan masa pertumbuhan tercepat selama kehidupan manusia,” jelas Tien kepada para warga –mayoritas kaum perempuan– yang memadati alun-alun Kampung Cipendawa.
Khusus untuk remaja puteri, lanjut Tien, kualitas kesehatan yang baik perlu dipersiapkan secara serius agar mereka kelak menjalani kehamilan janin tumbuh dan berkembang dengan baik sehingga sumber daya manusia (SDM) yang dilahirkan menjadi berkualitas.
Ibu hamil perlu memeriksakan kehamilan minimal 6 kali selama kehamilan, mengonsumsi makanan bergizi dan beragam, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Warga juga belajar bahwa masa pengasuhan anak usia 0 – 24 bulan menjadi fase yang tak kalah krusial. Pada usia 0 – 6 bulan bayi cukup diberi ASI ekslusif, imunisasi, dan rutin dipantau pertumbuhan dan perkembangannya melalui pemeriksaan ke Posyandu atau Puskesmas. Di Cipendawa sendiri, ungkap Tien dari hasil perbincangan dengan warga, terdapat tak kurang dari 70 bayi.
Wakil Rektor IV Bidang Konektivitas Global, Kerja Sama, dan Alumni, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain Siregar, memuji kegiatan yang diinisiasi ARM dan IKK-FEMA IPB tersebut.
“Saya mendorong IKK-FEMA dan ARM dapat memonitor dan berkunjung secara regular ke Cipendawa untuk meneruskan pendampingan sekaligus memantau perkembangan kesehatan gizi warga,” tegas Iskandar. ARM HA-IPB, lanjutnya, dapat menggandeng Uni Kesehatan atau Klinik IPB University dalam kegiatan selanjutnya.
Penyuluhan kesehatan dan gizi keluarga berikut distribusi paket komoditi pangan ini terwujud berkat dukungan penuh IPB University dan para mitra seperti My Vets, MT Farm, Himpunan Alumni Fateta IPB, dan BPRS Botani. [Iqh]