ISTIQAMAH agar menjadi husnul khatimah adalah impian dari setiap muslim.
Dalam konteks keduniawiyan, manusia tidak mungkin dapat mempertahankan kesuksesan selama-lamanya.
Waktu bergulir, tanpa rintangan ia mengalir, menjadi pengubah segalanya, menerkam semuanya.
Maka, apakah ada seorang pun yang hidup terus-menerus tanpa mengalami kematian?
Apakah ada orang yang saat ajalnya tiba dia sibuk mentransfer uang dan hartanya kepada Tuhan?
Apakah ada orang yang bisa membawa pendukungnya menemani di alam kuburnya?
Dengan bayaran sebesar apapun? Begitu pula istri, anak dan keluarganya?
Apakah harta, jabatan dan kekuasaannya dahulu di dunia mampu menolongnya saat berhadapan dengan Allah di hari perhitungan?
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Saat kematiannya, hanyalah amal yang setia menyertainya.
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ
“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960).
Sebagai manusia beriman, sudah barang tentu meyakini bahwa bagian yang paling menentukan dari seseorang itu adalah akhir hidupnya.
Kematian itu representasi. Mau tahu bagaimana seseorang itu sebenarnya? Lihatlah di bagian akhir dari hidupnya. Saat kematiannya.
Istiqamah Agar Husnul Khatimah (2)
Baca juga: Istiqamah Agar Husnul Khatimah (1)
Dalam hal ini, Al-Quran menggambarkan dua sosok manusia yang berbeda:
وَجَٰوَزۡنَا بِبَنِىٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡبَحۡرَ فَأَتۡبَعَهُمۡ فِرۡعَوۡنُ وَجُنُودُهُۥ بَغۡيًا وَعَدۡوًا ۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَدۡرَكَهُ ٱلۡغَرَقُ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِىٓ ءَامَنَتۡ بِهِۦ بَنُوٓاْ إِسۡرَٰٓءِيلَ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ءَآلۡـَٰٔنَ وَقَدۡ عَصَيۡتَ قَبۡلُ وَكُنتَ مِنَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ فَٱلۡيَوۡمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنۡ خَلۡفَكَ ءَايَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنۡ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ
“Kami jadikan Bani Israil bisa melintasi laut itu (Laut Merah). Lalu, Fir‘aun dan bala tentaranya mengikuti mereka untuk menganiaya dan menindas hingga ketika Fir‘aun hampir (mati) tenggelam, dia berkata, “Aku percaya bahwa tidak ada tuhan selain (Tuhan) yang telah dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri kepada-Nya).” Apakah (baru) sekarang (kamu beriman), padahal sungguh kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan? Pada hari ini Kami selamatkan jasadmu agar kamu menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelah kamu. Sesungguhnya kebanyakan manusia benar-benar lengah (tidak mengindahkan) tanda-tanda (kekuasaan) Kami. (QS. Yunus: 90-92).
مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُواْ مَا عَٰهَدُواْ ٱللَّهَ عَلَيۡهِ ۖ فَمِنۡهُم مَّن قَضَىٰ نَحۡبَهُۥ وَمِنۡهُم مَّن يَنتَظِرُ ۖ وَمَا بَدَّلُواْ تَبۡدِيلًا
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu. Mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)” (QS. Al-Ahzab: 23).
Ayat yang pertama menceritakan tentang Fir’aun yang terlambat taubat untuk beriman.
Sedangkan ayat kedua tentang shahabat Hamzah ra yang syahid dalam perang Uhud.
Yang satu mati sangit. Yang satunya lagi mati syahid.
Yang satunya suul khatimah. Yang satunya lagi husnul khatimah.
Mau yang mana? Pilihan ada di tangan masing-masing. Wallahu ‘alam.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah