DESA Umm al-Jimal di Yordania telah ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO, sebuah langkah yang dipuji oleh menteri pariwisata dan barang antik negara tersebut sebagai pencapaian besar.
Dikutip dari Aljazeera.com, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), yang menjadi tuan rumah pertemuan Komite Warisan Dunia di New Delhi, India, mengatakan bahwa bangunan paling awal yang ditemukan di Umm al-Jimal berasal dari abad pertama Masehi.
Ditambahkannya, prasasti dalam bahasa “Yunani, Nabatea, Safaitik, Latin, dan Arab yang ditemukan di situs tersebut, menjelaskan perubahan dalam kepercayaan agama penduduknya”.
Baca juga: WHO Tengah Mendesak Akses Bantuan Kemanusiaan ke Sudan
Desa Umm Al-Jimal di Yordania Berhasil Ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO
Desa ini terletak di dekat perbatasan Yordania-Suriah, 86 km (53 mil) di utara ibu kota Yordania, Amman, dan dikenal sebagai oasis hitam karena banyaknya batuan vulkanik hitam di daerah tersebut.
Menteri Pariwisata dan Purbakala Yordania, Makram al-Qaisi, mengatakan bahwa dimasukkannya Umm al-Jimal dalam Daftar Warisan Dunia merupakan pencapaian besar yang patut kita banggakan.
Ia mengatakan kementerian tersebut berharap dapat mengundang investor lokal dan internasional ke lokasi tersebut dan menyajikan Umm al-Jimal sebagai tujuan wisata yang menarik.
Nama Umm al-Jimal berasal dari penggunaan unta sebagai bagian dari kafilah dagang di desa tersebut, yang pertama kali dihuni oleh masyarakat Nabatea pada abad pertama Masehi dan kemudian ditempati oleh bangsa Romawi, menjadi pusat pertanian dan perdagangan yang penting.
Umm al-Jimal adalah situs bersejarah ketujuh di Yordania yang ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO, bersama dengan Petra, Quseir Amra, Umm al-Rasas, Wadi Rum, al-Maghtas, dan Salt.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pariwisata menyumbang antara 12 dan 14 persen dari produk domestik bruto (PDB) kerajaan, dan 10 juta penduduknya sangat bergantung pada sektor ini.
Qaisi mengatakan Yordania menyambut lebih dari enam juta wisatawan pada tahun 2023, menghasilkan $7 miliar. Sebagian besar wisatawan berasal dari Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada, diikuti oleh negara-negara Asia Pasifik.
Tetapi pariwisata di negara itu telah terpengaruh oleh perang Israel yang menghancurkan di negara tetangga Gaza.
Qaisi mengatakan kerajaan tersebut telah mengalami penurunan pendapatan pariwisata sebesar 4,9 persen sejauh ini pada tahun 2024, dan penurunan pengunjung sebesar 7,9 persen. [Din]