BOLEHKAH terbuka aurat muslimah di hadapan wanita non muslimah?
Definisi aurat, Syaikh ‘Abdul ‘Azīz al-Tharīfī mengatakan:
Makna asalnya adalah Al-Naqsh (kekurangan) dan Al-Khalal (cacat), yang mana pemiliknya benci jika kekurangannya itu nampak dan tersingkap. Termasuk makna aurat adalah apa-apa yang tidak disukai dilihat manusia baik tidak disukai berdasarkan akal, syariat, dan tradisi.
Dalam masalah membuka aurat muslimah di depan non muslimah ini para ulama berbeda pendapat.
1. Tidaklah menampakkan auratnya dihadapan wanita kafir kecuali wajah dan telapak tangan.
Ini seperti di depan laki-laki bukan mahramnya.
Hal ini berdasarkan surat An-Nur ayat 31, yang memaparkan kepada siapa saja wanita muslimah boleh menampakkan auratnya, dan wanita kafir (non muslimah) tidak termasuk di dalamnya.
Inilah pendapat Hanafiyah dan Malikiyah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Dalam madzhab Hanafi, Imam Al Hashkafi Al Hanafi Rahimahullah berkata:
والذمية كالرجل الأجنبي
Wanita kafir dzimmi, kedudukannya sama seperti laki-laki bukan mahram. (Ad Durul Mukhtar, 6/371).
Maksudnya, hanya boleh terlihat wajah dan telapak tangan, jika aman dari fitnah.
Dalam madzhab Maliki, Imam As Dusuqi Al Maliki Rahimahullah berkata:
وأما الحرة الكافرةفعورة الحرة المسلمة معها على المعتمد ما عدا الوجه والكفين
Ada pun wanita kafir maka aurat wanita muslimah bersamanya menurut pendapat resmi (madzhab Maliki) adalah selain wajah dan kedua telapak tangan. (Asy Syarhul Kabir, 1/213).
2. Golongan yang membolehkan bagi wanita kafirah melihat wanita muslimah bukan hanya wajah dan telapak tangan.
Alasannya, dalam An-Nur 31 disitu tertulis, “Atau wanita-wanita mereka.”
Baca juga: Rambut Wanita yang Sudah Digunting Apakah Masih Bagian dari Aurat?
Bolehkah Terbuka Aurat Muslimah di Hadapan Wanita Non Muslimah
Yg menurut mereka ini berlaku umum, bukan hanya muslimah.
Inilah pendapat Syafi’iyyah dan Hambaliyah.
Dalam madzhab Syafi’iy, tertulis dalam Hasyiyah Al Qalyubi wal ‘Amirah:
يجوز أن ترى الذمية من المسلمة ما يبدو عند المهنة وهو المعتمد
Wanita kafir dzimmi boleh melihat muslimah pada apa-apa yang biasa nampak saat beraktifitas di rumah, inilah pendapat resmi (madzhab Syafi’i). (Hasyiyah Al Qalyubi wal ‘Amirah, 3/212).
Dalam madzhab Hambaliy, Imam Al Mardawi Rahimahullah berkata:
وأما الكافرة مع المسلمة فالصحيح من المذهب أن حكمها حكم المسلمة مع المسلمة.
Ada pun wanita kafir bersama muslimah, pendapat yg shahih dari madzhab (Hambali) adalah hukumnya sama seperti bersama sesama muslimah. (Al Inshaf, 8/24).
Lalu, Imam Ibnu Hajar Al Haitami Rahimahullah mentarjih, bahwa pendapat yang lebih kuat adalah pendapat pertama, bahwa aurat muslimah di hadapan wanita kafir adalah sama seperti dihadapan laki-laki bukan mahram.
Haram sengaja menampakkan di hadapan mereka baik wanita dzimmi, harbiy, dan semua wanita kafir, pada selain dan kedua telapak tangannya.
Dahulu Umar Radhiyallahu ‘Anhu pernah melarang mereka memasuki kamar mandi bersama-sama.[Sdz]
Sumber: Madrasatuna