MENYESALI masa lalu adalah bagian dari penghambat kebahagiaan. Hal ini dijelaskan oleh motivator dari Rumah Pintar Aisha, Randy Insyaha, sebagai berikut.
Kejadian masa lalu terus saja kita ingat. Setiap hari kita isi dengan perasaan sedih, marah, kesel, benci, dendam, takut, kawatir.
Kita gampang marah, gampang menangis saat mengingat kejadian masa lalu.
Kita berangan-angan, berandai-andai peristiwa masa lalu itu tidak pernah terjadi. Kita menyesali peristiwa itu.
Itu yang membuat kita tidak bahagia. Hidup kita akan penuh dengan penyesalan, kesedihan, kemarahan, kebencian.
Sobat, terima saja kejadian itu. Semua yang sudah terjadi sudah menjadi takdir-Nya. Semua sudah menjadi kehendak-Nya. Jika kita tidak terima berarti kita menolak ketentuan-Nya.
“Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’
Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan seandainya dapat membuka pintu syaithan.” (HR. Muslim).
Sobat, kenapa kita lebih suka atau lebih sering berpikir negatif daripada positif karena pikiran negatif itu hasil dari bisikan setan.
Setanlah yang selalu membisikkan pikiran buruk dan negatif pada diri kita.
Agar diri kita merasa bersalah, merasa lemah, tidak mampu, tidak berdaya, tidak berguna.
Baca juga: Agar Tidak Menyesal setelah Menikah
Menyesali Masa Lalu Bagian dari Penghambat Kebahagiaan
Setanlah yang membisikkan sesuatu yang membuat diri kita merasa sedang dihukum Allah, menganggap Allah tidak adil, mengganggap Allah salah menetapkan takdir, merasa tidak disayang dan dibenci Allah. Sehingga kita menjadi malas beribadah, enggan bertobat, dan tidak produktif.
Kenapa kita bisa stres dan depresi dengan kejadian masa lalu, kenapa kita senantiasa ingat peristiwa masa lalu yang membuat diri kita sedih, siapa yang selalu mengingatkan peristiwa itu, siapa lagi kalau bukan setan.
Tujuannya agar dirimu lemah, dirimu menyerah, enggak beribadah, berbuat dosa dan dzolim kepada diri sendiri dan orang lain.
Bahkan banyak orang yang membunuh orang lain atau bunuh diri karena terus menerus berpikir negatif terhadap dirinya sendiri atau orang lain.
Dan inilah tujuan setan yang sebenarnya membunuh diri sendiri atau orang lain.
Itu terjadi karena setan terus menerus dengan sangat intens membisikan hal-hal yang negatif dan buruk kepada diri kita.
Sobat, coba sekarang bayangkan kejadian yang menyakitkan itu, Lalu akui kalau sobat sedih saat mengingatnya.
Berdoalah seperti ini: “Ya Allah, hamba sediiiih sekali saat si Fulan menghina saya di depan banyak orang. Hamba marah sekali kepadanya. Tetapi hamba ikhlas ya Allah, hamba menerima kejadian itu. Semua sudah Engkau kehendaki. Semua sudah menjadi ketetapan-Mu. Hamba ridho dan ikhlas atas semua kehendakMu kepadaku. Ampuni aku ya Allah, tenangkan hatiku. Aku maafkan dia”.
Terus saja berdoa seperti itu, kombinasikan dengan istighfar. Jika ingin menangis, enggak apa-apa menangislah.
Menangis itu tandanya kita sedang menetralkan perasaan kita. Insha Allah lambat laun hati kita akan menjadi lebih tenang.
Sobat ingatlah, jika kita berandai-andai, maka sama halnya kita membuka pintu setan.
Setan membisikkan kepada kita agar kita semakin sedih, semakin marah, semakin terpuruk. Agar kita melakukan tindakan yang tidak baik bagi diri kita dan orang lain.
Sobat, berdoalah kepada Allah agar kita bisa menerima dan mengikhlaskan masa lalu.
Berdoalah kepada Allah agar kita mudah memaafkan:
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri malainkan telah tertulis dalam kitab (lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setia orang yang sombong lagi membanggakan diri” (QS. Al-Hadid: 22-23). [ind]
Bersambung