HABITATMU menentukan kualitasmu.
Bulan berganti tahun. Lagi laporan datang ke pak Seno.
“Pak mereka sudah membeli tanah dan rumah itu. Lalu tiap malam mereka ngadakan pesta miras dan musik dangdut. Perempuan-perempuan malam juga nongkrong tiap malam di sana”
“Ga papa, asal mereka gak ganggu kita, biar dosanya mereka tanggung sendiri!”
Tahun berganti. Laporan datang lagi.
“Pak mereka mau membebaskan tanah yang jaraknya 50 meter dari masjid kita. Mereka mau bikin cabang di desa kita”
Terbelalak mata pak Seno.
Tapi kekagetan pak Seno terlambat. Sebab orang asing itu kian eksis pengaruh kerusakannya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Beberapa belas anak muda masjid sudah menjadi pengunjung tetap warung remang-remang si orang asing itu.
Karena duitnya banyak, usahanya di back up oleh beberapa oknum aparat desa.
Bahkan Kepala Desa juga ikut merestui usaha miras dan prostitusi itu. Masjid besar itu kini merana. Karena jama’ahnya semakin menyusut.
Al-Qur’an terus mengendorse kita, agar kita tetap menjaga soliditas pertemanan yang Islami.
Mencari mitra-mitra saleh solihat agar ikut aktif membesarkan setiap lingkungan (komunitas) Islami yang sudah kita bangun.
Lalu membangun persepsi yang sama, bahwa sel-sel orbit Islami harus terus diperluas dan diperkokoh. Bisa berbasis komunitas RT RW, bisa berbasis majelis taklim dan masjid.
Setiap muslim harus membangun sense of Islamic awareness (peduli lingkungan Islami).
Baca juga: Habitatmu Menentukan Kualitasmu (2)
Habitatmu Menentukan Kualitasmu (3)
Setiap individu muslim wajib membangun lingkungan miniatur Islami di manapun ia berdomisili dan beraktifitas.
Keluarga harus menjadi benteng pertahanan diri yang kokoh dari penetrasi hama sosial, politik dan ideologi jahat yang akan merusak orbit Islami kita.
Karena arahan Al-Qur’an jelas dan tegas.
“Wahai orang-orang beriman bertaqwalah kalian. Dan tetap teguhlah (dalam orbit Islami) bersama orang-orang yang yang jujur!” (QS. 9:119).
Jika habitat (orbit pergaulan) kita bersih (Islami). Ini bukan hanya menunjukkan kualitas keimanan kita.
Tapi dari Habitat Islami itu akan terproduksi amal kebaikan yang banyak dan akhirnya terkapitalisasi menjadi sebuah budaya dan peradaban yang baik (Islami).
Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur. Wallahu a’lam.[Sdz]
Sumber: Madrasatuna