HABITATMU menentukan kualitasmu.
Narasi Al Qur’an mengisyaratkan wajibnya setiap muslim membangun Habitat Islami mulai dari diri, keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan bisnis, lingkungan politik, lingkungan pergaulan bernegara dan berbangsa.
Coba kita susuri sistematika road map arahan Robbani kepada kita untuk selalu berada pada orbit (habitat) Islami. Dimulai dari rumah kita.
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…!”(QS. 66:6).
Beranjak ke lingkungan sosial, untuk memilih dan memilah (seleksi) teman-teman yang baik.
“Demi waktu! Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan kebajikan, serta saling menasehati dalam kebenaran dan serta (menasehati) untuk bersabar dalam kebenaran!” (QS. 103:1-3).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Tahap selanjutnya, membangun komunitas politik Islami. Sekaligus perintah menjauh dari kelompok pencela agama.
“Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mukmin. Yang menegakkan sholat, menunaikan zakat, seraya tunduk (pada syari’atNya). Dan barangsiapa menjadikan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang mukmin sebagai penolongnya, maka sungguh kelompok Allah lah yang pasti menang. Wahai orang-orang beriman. Janganlah kamu mengangkat pemimpinmu dari kalangan pencela syariah, dan menjadikan agamamu sebagai bahan olok-olok!” (QS. 5:55-57).
Narasi Al-Qur’an sungguh firm (konsisten) mengarahkan kita untuk mendeteksi secara dini dan ketat, apakah ada hama sosial, hama politik, yang mencoba mempenetrasi Orbit Pergaulan kita?
Sebab hancurnya keluarga muslim, lingkungan tetangga muslim, lingkungan politik muslim, disebabkan kita tidak care melakukan seleksi lingkungan kita.
Ilustrasi sederhananya sebagai berikut.
Habitatmu Menentukan Kualitasmu (2)
Di sebuah kampung Konoha, seorang pendatang asing datang. Ia mengontrak rumah agak jauh di luar kampung.
Warga Kampung Konoha terkenal religius, ta’at ibadah dan rukun.
Mereka memiliki masjid besar, yang bukan hanya menjadi pusat kegiatan ibadah, tapi sekaligus menjadi pusat pengajaran dan dakwah Islam.
Ada TPA, sekolah madrasah dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) di areal masjid.
Pendek kata masjid itu makmur dan jama’ah pemudanya cukup dominan.
Hari dan bulan berlalu. Datanglah kabar suatu hari, dari seorang jama’ah kepada pak Seno (ketua DKM).
Baca juga: Habitatmu Menentukan Kualitasmu (1)
“Pak Seno, orang asing itu ternyata jual miras dan hobi nyabung ayam. Setiap hari banyak orang mabuk Dan judi nyabung ayam di sana!”
“Lah, mereka kan gak ganggu kita? Kita juga masih aman beribadah. Lagi tempat mereka kan jauh dari lingkungan kita? Biar saja mereka bikin acara di sana asal tidak ganggu kita!” jawab pak Seno kalem.
Bulan berganti tahun. Lagi laporan datang ke pak Seno.
“Pak mereka sudah membeli tanah dan rumah itu. Lalu tiap malam mereka ngadakan pesta miras dan musik dangdut. Perempuan-perempuan malam juga nongkrong tiap malam di sana”
“Ga papa, asal mereka gak ganggu kita, biar dosanya mereka tanggung sendiri…!”
Tahun berganti. Laporan datang lagi.[Sdz]
Sumber: Madrasatuna