NEGARA Sudan yang terletak di Afrika Timur terus mengalami krisis pengungsi dan kelaparan terbesar di dunia akibat konflik domestik antara tentara dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter selama lebih dari 15 bulan.
Dikutip dari aa.com, Meski jumlah korban jiwa yang terkena dampak langsung dari konflik itu mencapai 16 ribu jiwa, namun jumlah kematian akibat runtuhnya sistem kesehatan jauh lebih tinggi.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) membagikan informasi bahwa 7.720.119 orang telah mengungsi di negara tersebut sejak April 2023, ketika perang saudara dimulai.
Baca juga: WHO Tengah Mendesak Akses Bantuan Kemanusiaan ke Sudan
Negara Sudan Mengalami Krisis Pengungsi dan Kelaparan Terbesar di Dunia
Menyebut jumlah orang yang melintasi perbatasan dan pergi ke negara tetangga sebanyak 2.196.355, IOM mengatakan 55 persen di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun.
UNICEF telah melaporkan bahwa Sudan adalah negara dengan jumlah anak-anak yang paling banyak menjadi pengungsi di dunia, yaitu sebanyak lima juta jiwa.
IOM mencatat 36 persen pengungsi berasal dari Khartoum, 20 persen dari Darfur Selatan, dan 14 persen dari negara bagian Darfur Utara.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengumumkan bahwa ketika situasi terus memburuk di Sudan, perempuan, anak-anak dan seluruh keluarga terpaksa mengungsi, yang mana mereka meninggalkan segalanya.
OCHA menyatakan bahwa Sudan menghadapi kerawanan pangan terburuk dalam 20 tahun terakhir.
Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menekankan bahwa 1 dari 5 orang di Sudan mengalami kerawanan pangan pada tingkat darurat.
Ghebreyesus mengatakan 755 ribu orang menghadapi bencana kelaparan dan 25,6 juta orang menghadapi kelaparan akut.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Eatizaz Yusuf, direktur lembaga bantuan kemanusiaan International Rescue Committee (IRC) di Sudan, menyatakan bahwa hampir separuh negaranya membutuhkan bantuan kemanusiaan dan 3 juta orang berada di ambang kelaparan akibat perang yang sedang berlangsung.
Perwakilan UNICEF di Sudan Mandeep O’Brien mengatakan sekitar 8,9 juta anak-anak Sudan menderita kerawanan pangan akut dan penyakit mematikan.
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell menggarisbawahi bahwa Sudan adalah salah satu tempat terburuk di dunia untuk anak-anak.
Russell mencatat bahwa jutaan anak di Sudan menghadapi kekurangan gizi dan tidak dapat bersekolah. [Din]