KISAH Bilal, sang pemanggil Islam yang manis.
Dalam sejarah Islam, ada banyak pahlawan iman, pria dan wanita yang hidupnya menginspirasi kita untuk menjadi orang yang lebih baik, Muslim yang lebih baik.
Kisah Bilal adalah salah satunya.
Banyak di antara mereka adalah sahabat Nabi Muhammad dan mereka merasakan pertumbuhan Islam sejak awal.
Mereka mengalami berbagai kesulitan dan penganiayaan besar demi Islam, risalah Allah.
Karakter mereka yang sempurna dan kedekatan mereka dengan Allah dan Nabi-Nya membuat banyak orang tertarik pada Islam.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Salah seorang yang paling agung, paling rendah hati, dan yang menanggung siksaan mengerikan agar bisa menjadi Muslim adalah Bilal bin Rabah.
Lahir di Mekkah, budak Etiopia yang dibebaskan setelah menerima Islam tidak dapat dipisahkan dari Rasulullah sendiri.
Ia menjadi muazin pertama Nabi (yang menyerukan salat lima waktu).
Penganiayaan yang dialaminya cukup membuat kita malu dengan usaha kita sendiri yang lemah untuk menjadi Muslim.
Kita berbicara tentang mengajak orang untuk masuk Islam, bukan? Kita menceramahi orang lain, padahal terkadang kita bahkan tidak bisa bangun untuk shalat subuh!
Baca juga: Kisah Bilal bin Rabah dan Siksaan Keji yang Dialaminya
Kisah Bilal, Sang Pemanggil Islam yang Manis (1)
Kisah hidup Bilal dan perjalanannya menuju Islam mengajarkan kita untuk memegang teguh pesan Keesaan Allah dan mempertahankan reputasi Nabi-Nya dengan setiap nafas yang kita ambil dan setiap tindakan yang kita lakukan.
Ketika Nabi Muhammad mulai menyebarkan pesan tentang Keesaan Allah, banyak orang di Mekah menderita ketika mereka memilih untuk memeluk Islam di tangan para penyembah berhala.
Mengapa para penyembah berhala itu berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan penyebaran Islam, meskipun sudah jelas bahwa umat Islam itu adalah orang baik yang tidak bermaksud menyakiti siapa pun?
Perkataan Muhammad merasuk ke hati Bilal dan ia pun menjadi Muslim saat itu juga.
Tidak ada yang perlu dipikirkan kapan waktu yang tepat, tidak ada yang perlu dipertimbangkan untung ruginya akibat dari pernyataan Syahadat.
Bilal melihat bahwa dalam pesan ini ia akan menemukan kedamaian, jawaban atas keinginan hatinya.
Sumber: aboutislam
[Sdz]