KEUTAMAAN panjang umur dalam ketaatan.
Ketaatan beribadah adalah suatu ketundukan dan penghambaan manusia kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Keutamaan panjang umur dalam ketaatan telah Ustadz Iman Santoso, Lc. jelaskan sebelumnya.
عَنْ أبي صَفوان عبدِ الله بن بُسْرٍ الأسلمي – رضي الله عنه – قال: قال رسولُ اللهِ صلَّى اللهِ عليه وسلَّم: «خيرُ الناسِ مَنْ طالَ عمرُه وحَسُنَ عمَلُه»، رواه الترمذيُّ، وقال: حديثٌ حسَنٌ.
Dari Abi Sofwan Abdullan bin Busrin Al-Aslami berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Sebaik-baiknya manusia adalah orang yang panjang umurnya dan amalnya baik” (HR. At-Tirmidzi, dan berkata, Hadits Hasan).
Umur adalah takdir dan rahasia Allah, seperti juga rejeki, jodoh dan lain-lain.
Allah Ta’ala telah menetapkan pada setiap orang umur atau usianya di dunia.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Kapan dan dimana meninggalnya? Usianya, panjang atau pendek? Sebab kematiannya dan lain-lain.
Namun demikian, pada saat yang sama umat Islam diperintahkan untuk berikhtiar dan berusaha untuk menjaga kesehatan bahkan mempersiapkan kekuatan, segala macam kekuatan yang baik, termasuk kekuatan spiritual (iman) dan kekuatan material (materi dan fisik).
Umur yang panjang dan dalam ketaatan adalah karunia Allah dan suatu keutamaan yang harus diupayakan setiap muslim, seperti hadits di atas.
Baca juga: Doa agar Panjang Umur yang Penuh Berkah
Keutamaan Panjang Umur Dalam Ketaatan (1)
Dan dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan secara jelas keutamaan panjang umur dalam ketaatan.
Bahwa ada dua orang lelaki, datang menemui Rasul, keduanya masuk Islamnya bersamaan, salah satunya lebih bersungguh-sungguh dari yang lainnya.
Seorang yang rajin itu pergi berperang dan mati syahid. Sedang satunya setelah satu tahun baru meninggal.
Berkata Tholhah, Saya melihat dalam mimpi, seolah Saya di samping pintu surga, tiba-tiba Saya bersama keduanya salah satunya keluar dari surga.
Telah diidzinkan (masuk surga terlebih dahulu) pada yang meninggal terkahir dari keduanya, kemudian keluar, kemudian diizinkan (masuk surga) bagi yang mati syahid, kemudian keduanya keluar menemui saya dan berkata padaku, kembalilah kamu, belum saatnya masuk surga (karena belum meninggal).[Sdz]