ALLAH berfirman, “Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga).” Yakni, mereka dikeluarkan dari surga tempat yang penuh kenikmatan, kebahagiaan dan kesenangan ke dunia tempat yang penuh keletihan, kesengsaraan, dan kesuraman.
Hal itu terjadi karena mereka terbujuk oleh bisikan setan yang menjanjikan hati mereka bunga- bunga khayalan, seperti dijelaskan pada firman Allah, “Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup.
Baca juga: Allah Mengajarkan Adam Hingga Ilmunya Melebihi Ilmu Para Malaikat
Bisikan Iblis kepada Adam untuk Memakan Buah Terlarang
Dan (setan) berkata, “Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga).” (Al-A’raf: 20). Yakni, setan membisikkan: tidak mungkin kalian dilarang memakan buah dari pohon ini kecuali bertujuan mencegah kalian untuk menjadi malaikat ataupun kekal di surga, apabila kalian makan ini maka kalian akan kekal abadi.
Kemudian bisikan itu diperkuat, “Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya.” Yakni, setan bersumpah atas perkataan yang diucapkannya, karena “Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasehatmu.” Pada ayat lain Allah berfirman, “Kemudian setan membisikkan (pikiran jahat) kepadanya, dengan berkata,
“Wahai Adam! Maukah aku tunjukkan kepadamu pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?” yakni, setan berkata kepada Adam, “Maukah kamu jika aku tunjukkan sebuah pohon yang dapat memberikan keabadian kepadamu atas kenikmatan yang kamu rasakan sekarang ini apabila kamu memakannya, dan kamu juga bisa menjadi seorang penguasa di kerajaan yang kekal dan tidak pernah berakhir?” Bisikan setan ini hanyalah tipuan, kabar palsu dan sangat bertentangan dengan kenyataan.
Adapun yang dimaksud dengan “pohon keabadian (khuldi),” adalah apabila seseorang memakan buahnya maka ia akan menjadi manusia yang abadi. Bisa jadi pohon ini yang dimaksud oleh Nabi dalam satu riwayat Imam Ahmad, dari Abdurrahman bin Mahdi, dari Syu’bah,
dari Abu Adh- Dhahhak, ia berkata, “Aku pernah mendengar Abu Hurairah mengatakan, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga itu ada sebuah pohon (yang sangat besar), seseorang yang berkendara di bawahnya akan terus dinaungi pohon tersebut hingga seratus tahun perjalanan, tanpa ada celah sedikit pun. (Pohon tersebut adalah) pohon khuldi.”18
Hadits yang sama juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Gundar dan Hajjaj, dari Syu’bah’, yang juga diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-Thayalisi dalam Kitab Musnad-nya, dari Syu’bah pula. 20 Gundar mengatakan, “Aku bertanya kepada Syu’bah, ‘Apakah Nabi menggunakan kata “hiya” (pohon tersebut adalah)?’ Ia menjawab, ‘Dalam riwayat itu tidak ada kata “hiya”.” Tambahan ini hanya disebutkan oleh Imam Ahmad.
Sumber: Kisah Para Nabi – Imam Ibnu Katsir
[Vn]