PADA sebelumnya dibahas bahwa sebab kematian seseorang adalah karena tibanya ajal yang bersangkutan.
Kedua, semua manusia pasti mati tanpa kecuali.
Orang kaya mati, orang miskin mati, raja mati, rakyat jelata mati.
Firaun diktator Mesir kuno yang tak pernah merasakan sakit dan tak mengalami miskin berakhir dengan kematian tragis.
Hitler si darah dingin pembantai sadis mati dengan kehinaan.
Karl Marx yang menolak adanya pencipta tidak bisa menghindari kematian.
Ariel Sharon pembunuh pembunuh masal rakyat Palestina mati dengan mengerikan.
كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ ١٨٥
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (Ali-Imran:185).
Ketiga, kematian itu tidak dapat dimajukan atau diundurkan.
Upaya apapun tak memengaruhi waktu ketetapannya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Betah di dunia karena hidup senang dan makmur membuat keinginan hidup lebih panjang lagi.
Sebaliknya bila kondisi hidup serba sempit, susah dan sengsara hidup ini ingin segera berakhir.
Namun keinginan itu tidaklah bernilai.
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ ٣٤
Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan. (AL-A’raf:34).
Memohon diberi waktu saat ajal tiba, menyesali atas kesalahan dan keinginan berbuat baik semua tiada guna.
Keempat, bila ajal kematian datang tidak ada yang dapat lari dan bersembunyi untuk menghindarinya.
Ada yang berobat ke Singapura dan ke Amerika berharap sehat dan panjang usia seakan ingin menghindari kematian.
Baca juga: Misteri Ajal Kematian (1)
Misteri Ajal Kematian (2)
Namun kematian itu datang saat kembali dan berada di rumah sendiri.
Pada zaman Nabi Sulaiman Alaihi Salam, ketika beliau berkumpul dengan pengikutnya, datanglah tamu dengan wajah menyeramkan.
Nabi Sulaiman tahu tamu itu malaikat Izrail sang pencabut nyawa.
Melihat tamu tersebut seorang pengikutnya kaget nampak ketakutan luar biasa, badannya menggigil dan berkeringat.
Ia memohon kepada Nabi Sulaiman untuk diterbangkan ke tempat jauh.
Setelah itu Nabi Sulaiman bertanya kepada Malaikat Izrail mengapa bertamu dengan wajah begitu menakutkan.
Malaikat pencabut nyawa itu menjawab, justru dia merasa kaget kenapa orang tadi masih berada di sini padahal dia akan mati di tempat jauh itu.
Kematian itu tetap menemui walaupun bersembunyi di tempat sunyi yang rapat terkunci dan berlapis besi.
Manusia mengejar kehidupan dan lari dari kematian, sementara kematian mengejar dan menemuinya.
Karena itu jadikanlah kematian sebagai nasihat dan peringatan agar hidup senantiasa searah dengan petunjuk dari yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan.
Sumber: Kultum 100 Judul – Ust. Lathief Abdallah
[Sdz]