ADA kisah tentang Rasulullah yang ditanya tentang apakah perempuan yang berada di rumah akan mendapatkan pahala yang sama dengan laki-laki yang berjihad di luar? Asma binti Yazid bin As Sakan ra. Mendatangi Rasulullah SAW. Dan berkata, “Sesungguhnya aku adalah utusan dari sekumpulan perempuan muslim yang berada di belakangku, mereka semua sependapat dengan pendapatku ini.
Sesungguhnya Allah SWT. Telah mengutusmu kepada kaum laki-laki dan perempuan, maka kami beriman kepadamu dan mengikutimu.
Dan kami kaum perempuan tidak leluasa dan terbatas sebagai pondasi-pondasi rumah. Sedangkan kaum laki-laki telah mendapat keutamaan (melebihi kami) dengan shalat jum’at, mengantar jenazah, dan berjihad. Apabila mereka keluar untuk berjihad, maka kami yang menjaga harta mereka dan mendidik anak-anak mereka. Apakah kami akan mendapat pahala yang sama seperti mereka, wahai Rasulullah?”
Baca Juga: Kisah Rasulullah dan Sahabat Tentang Kejujurannya
Kisah Rasulullah Ditanya Tentang apakah Perempuan yang Berada di Rumah Mendapatkan Pahala seperti Laki-Laki yang Berjihad di Luar?
Rasulullah SAW. Memalingkan wajahnya menghadap para sahabat yang sedang berkumpul bersamanya dan berkata, “Apakah kalian pernah mendengarkan ungkapan seorang perempuan yang bertanya tentang agamanya yang lebih baik dari ini?”
Para sahabat berkata, “Tidak, wahai Rasulullah.”
Maka Rasulullah bersabda, “Pergilah wahai Asma dan sampaikan kepada perempuan-perempuan yang ada di belakangmu bahwa kebaikan pengabdian oleh salah seorang di antaramu kepada suaminya, keinginannya untuk mencari keridhaan suaminya, dan keikutsertaan dengan persetujuan suaminya, semua itu menyamai apa yang engkau sebutkan itu.”
Kemudian Asma pergi sambil mengucapkan tahlil (Laa ilaaha illallah) dan takbir sebagai ungkapan rasa kegembiraaannya terhadap apa yang disabdakan Rasulullah SAW. kepadanya. (Hadits diriwayatkan oleh Abu Barr di dalam Al-Isti’ab dan Muslim di dalam shahihnya)
Islam tidak pernah mengecilkan peran perempuan. Dan juga tidak pernah mengenyampingkan perempuan. Islam hanya membagi tugas antara perempuan dan laki-laki sesuai dengan maksud penciptaannya.
Segala usaha dan amal ibadah Allah ganjar dengan penuh keadilan. Pahala yang diterima perempuan dalam usahanya mengatur rumahnya, menaati suaminya, mendidik anak-anaknya sepadan dengan usaha kaum laki-laki dalam berjihad dan kewajiban-kewajiban lain yang dibebankan kepada mereka. [Maya Agustiana/Cms]