Nama Sukmawarti Soekarno Putri menjadi bahan pembicaraan dua hari ini. Karena puisinya yang kotroversial. Sukma menganggap nyanyian kidung lebih merdu daripada adzan.
Bagi kita umat muslim, suara adzan merupakan pengingat sholat. Jadi tidak masalah sebenarnya jika tidak merdu. Karena muazin bukan sedang lomba tarik suara mengingatkan bahwa waktu sholat sudah masuk.
Jika bu Sukwa tahu, Bilal yang pertama mengumandangkan azan itu suaranya merdu sekali. Selain Bilal banyak juga masjid-masjid sekarang ini mengutamakan yang beradzan dan imam juga hapal quran. Selain itu juga dianjurkan untuk bersuara merdu. Bahkan, bagi pengumandang azan diberikan tempat yang mulia di surga nanti.
Mendengar puisi Ibu Sukmawati, Ustaz Felix Siaw juga sempat membuat puisi. Dalam bait pusinya terdapat pengingat bagi Sukmawati, bahwa hanya penjajah saja yang tidak suka suara adzan.
Dan kini aku menggugat dirimu, mempertanyakan dirimu, siapa kamu sebenarnya? Mengapa cadar dan azan begitu mengganggu dirimu, membuat engkau resah? Yang kutahu, hanya penjajah yang begitu
Mudah-mudahan dengan ini Bu Sukmawati sadar akan pernyataannya dalam puisi.
Berikut isi puisi balasan Ustaz Felix Siaw
Kamu Tak Tahu Syariat
Kalau engkau tak tahu syariat Islam, seharusnya engkau belajar bukan berpuisi, harusnya bertanya bukan malah merangkai kata tanpa arti
Bila engkau mau mengkaji, engkau akan memahami bahwa hijab itu bukan hanya pembungkus wujud, tapi bagian ketaatan, sebagaimana saat engkau ruku dan sujud
Engkau juga akan mengerti, bahwa membandingkan konde dan cadar itu perkara menggelikan, sebab yang satu ingin terjaga, yang lain malah mengumbar
Kalau engkau tak tahu syariat Islam, hal paling pintar yang engkau lakukan adalah diam. Sebab bicara tanpa ilmu itu menyesatkan, berjalan tanpa pelita di gelap malam
Pastinya juga engkau tak tahu bahwa negeri ini dibangkitkan darah perlawanannya oleh kalimat takbir, yang enam kali dilantangkan dalam azan yang engkau tuduh tak lebih merdu dibanding kidung ibu
Tanpa Islam tak ada artinya Indonesia, maka dimulakan negeri ini dengan "Atas berkat rahmat Allah". Islam adalah ruh Indonesia, nyawa Indonesia
Takkan berdaya wanita Indonesia tanpa Islam, yang telah menuntun mereka dari gelapnya penjajahan menuju cahaya kemerdekaan. Dari sekeder pelengkap jadi tiang peradaban
Dan kini aku menggugat dirimu, mempertanyakan dirimu, siapa kamu sebenarnya? Mengapa cadar dan azan begitu mengganggu dirimu, membuat engkau resah? Yang kutahu, hanya penjajah yang begitu
Tak paham konde, tak mampu berkidung, tak jadi masalah. Tapi tak tahu syariat mana bisa taat? Tak Indonesia tetap bisa menghuni surga, tak Islam maka tak ada lagi penolong di satu masa yang tak ada keraguan di dalamnya
Kalau engkau tak tahu syariat. Mari sini ikut melingkar dan merapat. Akan aku sampaikan biar engkau pahami, bagi mereka yang beriman, tak ada yang lebih penting dari Allah dan Rasul-Nya (Ilham)