IMAN dan egoisme. Egois adalah salah satu sifat yang banyak memengaruhi kepribadian seseorang.
Tidak semua orang mampu menghilangkan egonya. Sifat egois inilah yang mendorong orang untuk berbuat berbagai kenistaan dan kerusakan di muka bumi ini.
Peperangan, permusuhan, menipu, ingin menang sendiri, merampas hak-hak orang lain, dan kezaliman, adalah akibat egoisme yang tidak terkendalikan.
Hanya dengan keimanan yang benar, seseorang mampu melatih dirinya untuk bisa mengendalikan egonya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Diriwayatkan oleh Ummu Salamah, bahwa ada dua orang yang berselisih tentang harta.
Sedangkan keduanya sama-sama tidak memiliki saksi selain dari pengakuan masing-masing.
Lalu keduanya mengadukan masalah dan meminta putusan kepada baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Pada saat itu, keduanya menyimpan perasaan mementingkan diri sendiri.
Baca juga: Iman dan Optimisme
Iman dan Egoisme
Setelah mendengar pengaduan dan hujah kedua pihak, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya aku adalah manusia juga. Kalian berselisih dan meminta keputusan kepadaku.
Boleh jadi, di antara kalian ada yang lebih pandai dalam memberikan alasan, lebih lancar berbicara dari yang lain (pandai beragumentasi, bersilat lidah).
Sehingga aku memutuskan memberi kemenangan kepada yang pandai bicara, berdasar kepada apa yang kudengar.
Oleh karena itu, apabila aku memenangkan seseorang tidak menurut kenyataan yang sebenarnya, maka janganlah diambil sedikit pun, karena itu berarti aku memberikan sepotong api neraka kepada orang yang menang tersebut.”
Mendengar sabda Rasulullah tersebut, dalam hati kedua orang yang sedang berselisih itu tumbuh rasa takut kepada Allah dan alam akhirat kelak.
Akhirnya, kedua orang tersebut menangis tersedu-sedu dan saling meminta maaf. Masinh-masing berkata, “Aku berikan kepunyaanku kepadamu, ambillah!”
Melihat fenomena tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila kalian berdua mau berbuat demikian, maka bagilah dan berlaku benarlah!”
Lalu keduanya membaginya dengan adil dan sesudah itu keduanya saling memaafkan kalau ada yang lebih atau terkurang dari hak masing-masing.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]