BAGAIMANA menghilangkan seketika perasaan iri saat melihat teman yang sudah sukses? Motivator dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto, menjelaskan mengenai hal ini.
Ini rumusnya, Hasan al-Bashri pernah berkata,
“Apabila engkau melihat seseorang mengunggulimu dalam urusan dunia, maka kalahkan ia dalam perkara akhirat…”.
Artinya jika kita melihat teman sekolah, teman kantor, teman kuliah sudah sukses, ada yang sudah menjadi pejabat, menjadi pengusaha sukses, kariernya bertambah bagus lalu kita terpengaruh secara negatif seperti muncul perasaan iri, benci, marah, kesal, sedih maka ingatlah pesan Hasan Al Bashri di atas.
Dengan cara bagaimana, dengan cara meningkatkan kembali ibadah kita kepada Allah, yang paling mudah dan tidak terikat tempat dan waktu adalah berdzikir.
Dzikir itu sangat ringan dilakukan tetapi berat ditimbangan. Misalnya dengan banyak mendawamkan Subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil ‘adhim yang pahalanya sangat berat ketika ditimbang nanti di akhirat.
“Ada dua kalimat yang ringan diucapkan di lidah, tetapi berat di timbangan amal dan disukai oleh Dzat Yang Maha Pemurah, yaitu Subhanallah wa bihamdih, subhanallahil adziim (Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah yang Maha Agung).” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah).
Lalu bisa juga kita berdzikir dengan kalimat dzikir yang sangat dicintai Allah Subhanahu wataala yaitu Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, Laa ilaaha illallah.
“Perkataan yang paling disukai Allah ada empat, yaitu Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (segala puji hanya milik Allah), Allahuakbar (Allah Maha Besar), dan laa ilaaha illallooh (tidak ada tuhan yang berhak disembah, kecuali Allah). Tidak ada masalah bagimu (untuk memilih) kalimat mana yang akan kamu ucapkan terlebih dahulu.” (HR. Ahmad dan Muslim).
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, ‘Rasulullah telah bersabda, ‘Sesungguhnya membaca doa Subhanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (segala puji bagi Allah), La ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah) dan Allahu akbar (Allah Maha Besar) adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang ditampakkan oleh matahari.” (HR. Muslim).
Bisa juga kita memperbanyak membaca istighfar agar Allah ampuni dosa-dosa kita sehingga proses di akhirat menjadi jauh lebih ringan.
Lalu Allah akan mudahkan urusan kita, Allah hilangkan segala macam kesulitan, dan Allah tambahkan kepada kita rezeki yang berkah.
“Barangsiapa yang memperbanyak istighfar, Allah akan melapangkan kesusahannya, mengeluarkannya dari kesempitan dan memberinya rizki dari jalan yang tidak disangka-sangka.” (Hadis Riwayat Muslim).
Baca juga: Jadilah Diri Sendiri
Iri Melihat Teman yang Sukses
Kemudian apalagi, bisa dengan memperbanyak membaca sholawat.
Bersholawat itu luar biasa fadhilah diantaranya pertama saat kita bersholawat 1 kali, Allah memberikan kita 10 kali pahalanya.
“Barangsiapa bersholawat kepadaku sekali, Allah memberikan rahmat kepadanya sepuluh kali.” (HR Muslim). Lalu kita akan bertetangga dengan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam di surga.
“Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku”. (HR Tirmidzi).
Dan yang ketiga Insha Allah kita juga akan mendapatkan syafaat dari Rasulullah,
“Manusia yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca shalawat kepadaku”. (HR Tirmidzi).
Wah…wah… keren banget kan, terutama di hari Jumat harus lebih banyak lagi bershalawat.
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada setiap Jumat. Karena shalawat umatku akan diperlihatkan padaku pada setiap Jum’at. Barangsiapa yang banyak bershalawat kepadaku, dialah yang paling dekat denganku pada hari kiamat nanti.” (HR. Baihaqi)
Bisa juga kita memperbanyak doa untuk diri sendiri, untuk keluarga dan ada yang dahsyat lagi nih sekali berdoa semilyar pahalanya. Kalau dua kali doa berarti dua milyar dan seterusnya.
Apa doa itu…, penasaran ya. Berikut ini salah satu do’anya. Rabbanagfir li wa liwalidayya wa lil-mu`minina yauma yaqụmul-ḥisab. “(Doa Nabi Ibrahim):
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.” (QS. Ibrahim: 41).
Kenapa doa itu pahalanya 1 milyar ya bahkan lebih? Karena setiap kita mendoakan orang beriman, memintakan ampunan orang beriman kepada Allah maka kita akan mendapatkan pahala sebanyak jumlah orang beriman.
Coba hitung ya berapa banyak orang beriman dari zaman Rasulullah sampai nanti akhir zaman.
“Siapa yang beristighfar (memintakan ampunan) untuk orang-orang beriman laki-laki dan perempuan maka Allah mencatat kebaikan untuknya sebanyak kaum mukminin dan mukminat.” (HR. al-Thabrani).
Lalu ada lagi nih, kalau sobat ingin mendapatkan istana surga, sobat bisa membaca surat Al Ikhlas sebanyak 10 kali.
“Siapa yang membaca ‘qul huwallahu ahad’ (surah Al-Ikhlas) sampai ia merampungkannya sebanyak sepuluh kali, maka akan dibangunkan baginya istana di surga.” (HR. Ahmad)
Jadi saat kita iri, kesal, jengkel, sedih, marah ketika melihat teman yang sudah sukses, berkatalah dalam hati nah ini waktu yang tepat untuk memperbanyak pahala dengan dzikir, berdoa atau murajaah hafalan.
Terakhir Sobat, saya punya cerita tapi saya lupa ini sumbernya dari mana, Insha Allah cerita ini akan sangat bermanfaat bagi diri kita untuk memahami apa itu pahala.
Ada 3 orang pengembara yang sedang dalam perjalanan. Saat itu ia meminta nasihat kepada seorang yang bijak.
Orang bijak itu berkata, “Kelak dalam perjalanan, kalian akan memasuki sebuah gua yang gelap gulita. Tak ada sedikit pun cahaya yang membuat kalian dapat melihat apa isi gua itu,”
“Teruslah berjalan dan ambillah bongkahan-bongkahan batu yang ada di dalamnya sebanyak-banyaknya. Semampu-mampunya,” dia melanjutkan.
“Batu itu akan sangat bermanfaat dalam perjalanan kalian berikutnya setelah keluar dari gua. Nah, sekarang berangkatlah kalian,” orang bijak itu menutup nasihatnya.
Ketiganya meninggalkan kampung halaman memulai pengembaraanya. Benar. Mereka menemukan sebuah gua. Mereka masuk ke dalamnya, dan sungguh gelap.
Di sepanjang jalan, kaki mereka kerap menginjak bongkahan batu seperti yang disampaikan orang bijak di kampungnya. Ketiganya teringat dengan petuah orang bijak itu.
Orang pertama yang berpikiran praktis bergumam dalam hati, “buat apa batu-batu ini, akan memberatkan beban saja. Perjalanan masih jauh dan saya belum tahu seberapa panjang lorong gua yang gelap ini. Tidak, saya tidak mengambilnya.”
Dia terus melangkah dengan santai. Jalannya lebih ringan karena tidak membawa beban tambahan selain bekal yang dibawanya.
Orang kedua juga berjalan sembari mengingat-ingat petuah itu. Tidak ada ruginya kalau saya memungut satu dua bongkahan. Secukupnya saja, toh ini hanya batu yang entah untuk apa kegunaannya dalam perjalanan ke depan. Demikian batinnya.
Dia memungut bongkahan yang kecil agar tidak berat. Menyimpannya di dalam kantong bekalnya, dan terus berjalan.
Orang ketiga yang dalam perjalanan selalu mengingat nasihat orang bijak itu, begitu menemukan gua dan memasukinya, bertekad akan memungut banyak bongkahan yang terinjak kakinya.
Sepanjang perjalanan, dia terus memunguti bongkahan batu itu. Mengisi seluruh ruangan di kantong perbekalannya. Dia berjalan terseok-seok karena beban yang dibawanya.
Tapi dia juga punya keyakinan bahwa batu ini kelak akan berguna begitu keluar dari gua. Dia memunguti bongkahan batu semampunya. Sekuatnya.
Dia sesekali diledek oleh dua orang kawannya karena begitu banyaknya batu yang dibawanya.
Tidak terasa, ketiganya sudah sampai di ujung gua. Begitu keluar, mulut gua langsung runtuh dan tak mungkin ketiganya balik lagi.
Di luar gua, mereka kembali dapat melihat. Cahaya matahari menerangi segalanya. Lalu apa yang mereka saksikan dengan batu itu? Ternyata bongkahan emas yang gemerlapan.
Orang pertama sangat menyesal tidak memungut barang sebongkah pun. Orang kedua tak kalah sesalnya karena hanya memungut ala kadarnya. Orang ketiga sangat bergembira karena lelahnya sudah terbayar.
Sobat, perintah memungut batu itu ibaratkan perintah Allah untuk melakukan amal ibadah sholat, puasa, dzikir, sedekah, berbuat baik dll.
Betul hari ini kita tidak melihat wujud pahalanya. Allah masih memberi tabir sehingga kita tidak melihat pahala itu. Namun saat nanti di akhirat kita akan menyesal benar-benar menyesal saat melihat begitu besar dan berharganya pahala-pahala dari sholat, dzikir, sedekah, berbuat baik dan amalan ibadah lainnya.
Semua orang akan menyesal kenapa tidak lebih banyak lagi beribadah dan berbuat baik dan yang paling menyesal adalah mereka yang waktunya dihabiskan untuk berbuat dosa atau melakukan hal-hal yang sia-sia.
Jadi saat kesal dan sedih melihat teman yang telah sukses, hapus kekesalan dan kesedihan itu dengan banyak berdzikir untuk menambah pahala akherat nanti. Katakan pada diri sendiri “nah ini dia waktunya menambah banyak pahala akhirat”.[ind]