TERLIHAT sejumlah anak-anak, perempuan dan orang tua mengantre untuk mendapatan makanan di Gaza.
Persediaan makanan menipis di tengah perang Israel dengan Hamas. Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan 10 anak meninggal karena dehidrasi dan kekurangan gizi di rumah sakit Gaza.
Program Pangan Dunia mengatakan pasukan Israel menghalangi pengiriman bantuannya ke Gaza utara.
Para pejabat kemanusiaan mengatakan krisis kelaparan di wilayah utara, yang diperkirakan masih dihuni oleh 300.000 orang, adalah bencana yang disebabkan oleh manusia, akibat terbatasnya titik masuk bantuan, proses inspeksi Israel yang memakan waktu, dan serangan Israel terhadap konvoi bantuan PBB dan polisi yang telah melindungi mereka.
Dilansir dari CBC, Al-Kahlot, seorang dokter di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara mengatakan dehidrasi parah telah melemahkan sistem kekebalan banyak anak.
Membuat mereka sangat rentan terhadap infeksi dan penyakit. Satu-satunya solusi, katanya, adalah memberi mereka lebih banyak makanan dan air, yang jumlahnya sangat sedikit.
Bayi adalah kelompok yang paling berisiko, kata para dokter. Karena perang membebani perempuan hamil dan ibu baru.
Stres akibat bom dapat menyebabkan tingginya produksi kortisol sehingga mengganggu perkembangan janin sebelum lahir. Stres dan kekurangan makanan juga bisa menghambat pemberian ASI.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Namun kelompok-kelompok bantuan mengatakan Israel, yang sedang berperang dengan Hamas, sengaja menahan bantuan pangan untuk Gaza, atau setidaknya berbuat terlalu sedikit untuk mempercepat pergerakannya ke wilayah tersebut.
Baca juga: Yazan Mati Kelaparan di Tengah Perang Israel di Gaza
Anak-anak, Perempuan dan Orang Tua Palestina Mengantre untuk Makan di Tengan Perang Israel di Gaza
Di samping itu, Israel membantah membatasi aliran bantuan ke Gaza. Mereka menuduh PBB gagal mendistribusikannya kepada mereka yang membutuhkan.
Di akhir Februari, setidaknya 112 orang tewas setelah kerumunan besar orang mencoba mengakses truk berisi tepung yang baru saja menyeberang dari Israel.
Para saksi mata mengatakan banyak korban tewas dibunuh oleh pasukan Israel yang menembaki mereka, sementara Israel mengklaim mayoritas tewas karena terinjak-injak.[Sdz]