MAKNA jagalah Allah. Ihfazhillaha yahfazhka ditulis oleh Djoko P. Abdullah yang menukil sebuah hadis dari At-Tirmidzi sebagai berikut.
عَنْ ابنِ عباسٍ رضي الله عنهما، قَالَ: كنت خلف النَّبيّ صلى الله ع ygليه وسلم يوماً، فَقَالَ: “يَا غُلامُ، إنِّي أعلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَألْتَ فَاسأَلِ الله، وإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ باللهِ،
“Hai anak muda, aku ajarkan beberapa kalimat kepadamu, jagalah Allah niscaya Allah menjagamu, jagalah Allah niscaya engkau dapatkan Allah di depanmu, jika engkau meminta mintalah kepada Allah, jika engkau minta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah.”
(HR At- Tirmidzi. Ia berkata, “Hadis tersebut Hasan Shahih”).
Nasihat emas Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam tersebut disampaikan kepada sepupu Beliau Abdullah Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma di atas baghal baru dari Yaman.
Maksudnya jagalah hukum-hukum Allah, hak-hak-Nya, perintah-perintah-Nya, dan larangan-larangan-Nya.
Barangsiapa berbuat seperti ini, ia termasuk orang-orang yang menjaga hukum-hukum Allah yang dipuji Allah dalam surat Qaaf: 32-33.
Hal lain yang diperintahkan Allah untuk dijaga ialah janji/sumpah seperti dalam firman-Nya,
“…Dan jagalah sumpah-sumpah kalian.” (Al-Maidah: 89)
Hal lain yang diperintahkan Allah Ta’ ala untuk dijaga ialah menjaga kepala dan perut seperti dalam hadis Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Malu kepada Allah dengan malu yang sebenarnya ialah engkau menjaga kepala beserta apa yang ditampungnya dan menjaga perut beserta apa yang dikandungnya.” (HR Ahmad dan At Tirmidzi).
Termasuk dalam menjaga kepala beserta apa yang ditampungnya, ialah menjaga pendengaran, penglihatan, dan lidah dari hal-hal yang diharamkan.
Termasuk dalam menjaga perut beserta apa yang dikandungnya ialah menjaga hati dari kebiasaan mengerjakan hal-hal yang diharamkan.
Itu semua disimpulkan Allah dalam firman-Nya, “Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan diminta pertanggunganjawabnya.” (Al-Isra’: 36).
baca juga: Makna Menolong Allah
Makna Jagalah Allah
Di antara peringatan Allah yang wajib dijaga ialah lidah dan kemaluan. Disebutkan di hadis Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu alaih wa sallam yang bersabda,
“Barangsiapa menjaga di antara kumis dan jenggotnya (lidah) dan di antara dua kakinya (kemaluan), ia masuk surga.” (HR Al-Hakim).
Seorang ulama berusia lebih dari 100 tahun, namun ia diberi kenikmatan dengan kekuatan akalnya. Pada suatu hari, ia melompat dengan kuat hingga dikecam orang.
Ia berkata, “Organ tubuh ini saya jaga dari berbagai maksiat ketika masih muda, karenanya Allah menjaganya pada saat aku tua.”
Kebalikannya seorang generasi salaf melihat pengemis yang sudah lansia, seraya berkomentar, “Orang tersebut menyia-nyiakan Allah di usia mudanya, sehingga Allah menyia-nyiakannya di usia tuanya.”
Bisa jadi, Allah menjaga seorang hamba sepeninggalnya dengan menjaga anak dan keturunannya seperti dalam firman-Nya.
“Sedang kedua orang tuanya adalah orang shalih.” (QS Al Kahfi: 82).
Kedua orang tersebut dijaga Allah karena kebaikan orang tuanya.
Sa’id bin Muhammad Al-Musaiyyib berkata kepada anaknya, ‘Aku pasti menambah shalatku untukmu karena aku berharap engkau dijaga.”
Umar bin Abdul Aziz berkata, “Tidaklah orang Mukmin wafat melainkan Allah menjaga anak dan Keturunannya.”
Di antara penjagaan Allah adalah hewan yang lazimnya mengganggu namun justru menjadi penjaganya.
Seperti yang terjadi pada Safinah mantan budak Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang kapalnya pecah kemudian terdampar di pulau.
Seekor singa mendekat bahkan menemani perjalanan Safinah. Dan ketika singa tersebut telah membawa Safinah ke suatu tempat.
Hewan tersebut mengaum seperti mengucapkan selamat berpisah kepada Safinah.
*Dikisahkan Ibrahim bin Adham pernah tidur di kebun sementara di sisinya ada seekor ular dengan seikat bunga di mulutnya. Ular tersebut terus menjaganya sampai beliau bangun.
Generasi salaf berkata,
“Seorang hamba yang senantiasa menjaga diri dari yang syubhat dan diharamkan Allah telah wafat, Dikatakan kepada malaikat, ‘Ciumlah kepala orang tersebut’.
Malaikat berkata, ‘Aku temukan Al-Qur’an di kepalanya’.’ Dikatakan kepada Malaikat tersebut, “Ciumlah hati orang tersebut.‘
Malaikat berkata, ‘Aku temukan puasa di hatinya’. Dikatakan kepada malaikat tersebut, ‘Ciumlah kedua kakinya’.
Malaikat berkata, ‘Aku temukan qiyamullail pada kakinya’.
Malaikat berkata, ‘Ia menjaga dirinya, di kemudian hari ia dijaga Allah”
Ibnu Mas’ud berkata, “Sesungguhnya seorang hamba pasti menginginkan urusan bisnis dan kekuasaannya sukses sehingga ia diberi kemudahannya dalam dua urusan tersebut, kemudian Allah melihat kepadanya dan berfirman kepada para malaikat,
‘Palingkan orang tersebut dari bisnis dan kekuasaan, karena jika Aku memberikan kemudahan di dalamnya kepadanya, niscaya dia masuk neraka.‘
Allah pun memalingkan hamba tersebut dari bisnis dan kekuasaan.
Hamba tersebut tidak henti-hentinya berkeluh kesahnya sambil berkata, ‘Aku dikalahkan oleh si Fulan dan diuji si Fulan,’ padahal yang demikian itu adalah karunia Allah Azza wa Jalla.”
Wallahu a’ lam.[ind]