MBAK intervention. “No! No Ben… that is not toy“. Si Ben 23 bulan, kayaknya ngerti bahasa apa saja. Dari bahasa Inggris yang berantakan atau bahasa Indonesia yang daily language dia ngerti.
Dia paham instruksi, mudah diajarin, alhamdulillah.
Kalau kita bilang, eat it one by one, atau put away atau put in trash bin nurut deh… enak banget ngajarin dia, nurutnya setengah mati…
Cuma satu yang kami sekeluarga enggak suka, kalau dia enggak dikasih apa-apa dia suka mukul, entah mukul lantai atau mukul pintu.
Memang saya perhatikan orang Indonesia itu, kalau anak kita kejeduk pintu pastinya pintunya dipukul atau kalau anak jalan nabrak lemari, lemarinya dipukul dengan tambahan ucapan, “uhh nakal! Nakal niih pintunya…”
Ada ada saja yaa, pintu kan enggak sekolah…
Selama beberapa hari, fully bersama bayiku (2 tahun kurang), aku dan Syifa, anak gadisku (17 tahun) mulai mendeteksi mana sifat dan sikap si Ben yang ajaran kita dan mana yang ajaran orang lain, entah si mbak, entah si supir entah yang lain.
“Ben… gaya ..!” dan dia memiringkan kepalanya dan menunjuk pipinya dengan gaya genit.
“Aduuh Syif, ini mah gaya Cherry Libel… siapa yang ngajarin yaa?”
baca juga: Intervensi Mertua dalam Rumah
Mbak Intervention
Beberapa hari sama Ben tanpa intervensi baby sitter, mbak, supir dan lain-lain, agak susah juga kami mengubah beberapa akhlak, sifat dan sikap anak bungsu kami ini…
“Makasih, afwan, Alhamdulillah, aku mujahid Allah, ini tangan dari Allah tidak boleh mukul, sayang ummi. Doa tidur, doa makan, ALLAHU AKBAR, dengar adzan, ucapkan aamiin, dan lain-lain semua kita atur, juga masuk kamar mandi kaki kiri, keluar kaki kanan kita ajarkan (walau yang ada si Ben cuma lompat-lompat kanan kiri kanan kiri dengan gembira).
Ternyata, menghapus rekam jejak sikap anak-anak kita karena ‘mbak intervention’ itu agak susah juga, harus diinventarisasi satu-satu.
Besok kita ubah ini yaa Syif, kita ajarin makan pakai ini, kita ajarin makan sendiri, kita ajarin jangan takut sama laron, jangan genit kayak anak perempuan kalau difoto.
Subhanallah… memang benar masa kecil di usia 0 sampai 5 tahun tuh masa pembentukan karakter dan sikap, akhlak, dan lain-lain.
“Engak mau lagi akhh ngasih si Ben sama mbak-nyaa.. cuma yang repot kalau lagi meeting ni… bingungggg asli. Hadeuh… kalau si mbak bisa mimpin meeting enak juga… jadi tukeran job, hehehe….
(Otw to bed – 24 March 2015-)
Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter (X):
https://twitter.com/mamfifi_jisc
Tiktok: