KRISIS keteladanan dianggap sebagai salah satu faktor penyebab perundungan. Kasus bullying atau perundungan terulang kembali dan mencoreng dunia pendidikan di Indonesia.
Kali ini terjadi di salah satu sekolah elite dengan melibatkan anak artis sebagai salah satu pelakunya.
Pihak sekolah telah melakukan investigasi secara intensif atas kasus yang terjadi. Seluruh siswa yang terbukti melakukan bullying, sudah dikeluarkan dari sekolah.
“Seluruh siswa yang terbukti melakukan kekerasan sudah tidak menjadi bagian dari komunitas Binus School,” jelas Haris Suhendra, Humas Binus School Serpong, dalam keterangan resminya pada media (21/2).
Bukan hanya itu, sekolah juga memberikan sanksi disiplin keras bagi sejumlah siswa lain yang menyaksikan kejadian bullying tersebut.
“Sejumlah siswa lain yang turut menyaksikan kejadian tersebut tanpa melakukan tindakan pencegahan maupun pertolongan juga telah mendapatkan sanksi disiplin keras,” ungkapnya.
Menurut data UNICEF tahun 2018, satu dari tiga pelajar di 30 negara pernah menjadi korban perundungan.
Data yang sama juga diungkapkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Diketahui lebih dari 246 juta anak menjadi korban kekerasan di dalam atau di sekitar lingkungan sekolah setiap tahunnya.
Mengapa kasus perundungan selalu berulang? Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti dalam artikel yang berjudul: “Perundungan Tersebab Krisis Keteladanan” menulis bahwa ada banyak faktor, salah satunya adalah krisis keteladanan.
Anak-anak ini menyontoh apa yang dilihatnya sehari-hari.
baca juga: 5 Langkah Sederhana Menjadi Orang Tua Teladan untuk Anak
Krisis Keteladanan Jadi Penyebab Perundungan
Budaya kekerasan yang diajarkan seniornya, apa yang dilihat di tv, games, sosial media, hingga perilaku kekerasan yang dipertontonkan orangtua dan para pemimpin bangsa berkonstribusi membentuk perilaku anak.
Pendidikan dalam Islam memiliki konsep keteladanan sebagai cermin atau model dalam pembentukan kepribadian seorang Muslim.
Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Manusia mulia itu mampu mengekspresikan kebenaran, kebajikan, kelurusan dan kemuliaan akhlaknya.
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagimu yaitu bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan hari akhir dan dia banyak mengingat Allah.” [QS Al-Ahzab:21]
View this post on Instagram
Apa yang terjadi dalam beberapa hari terakhir ini seharusnya bisa menjadi peringatan, bagaimana anak-anak kita harus menyaksikan bermacam kekerasan verbal di sosial media, kecurangan dan kebohongan yang dipertontonkan para pemimpinya.
“Dan mereka berkata, ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar. Ya Tuhan kami timpakanlah azab kepada mereka dua kali lipat dan kutuklah mereka dengan kutukan yang besar.” [QS Al-Ahzab: 67-68].[ind]