BAGAIMANA caranya agar tidak kena mental saat dicaci maki atau direndahkan? Motivator Parenting dari Rumah Pintar Aisha Randy Insyaha menjawab sebagai berikut.
Bagaimana agar kita tidak kena mental saat dijelekkan, difitnah, dicaci maki, direndahkan, dijatuhkan, dibully. Coba kita pahami seperti ini dulu. Orang yang suka melukai orang lain sebenarnya dia itu sedang terluka. Vibrasinya ada pada vibrasi kebencian, amarah, pokoknya berada pada level vibrasi negatif. Kalau kita meladeni misalnya ikut marah, sakit hati, benci maka sama halnya vibrasi kita juga pada level vibrasi negatif.
Saat kita berada pada vibrasi negatif maka kita akan menarik peristiwa-peristiwa yang membuat diri kita selalu marah, selalu benci dan selalu sakit hati.
Jadi sebenarnya kita harus kasihan kepada mereka itu yang suka marah-marah, suka menyakiti orang lain.
Mereka itu akan terus menerus mengalami peristiwa yang membuat mereka terus menerus marah, benci, sakit hati.
Misalnya, ketika kita dilukai oleh bos kita lalu kita terluka maka enggak usah ada nafsu untuk membuktikan bahwa kita tidak seperti itu. Enggak perlu juga ada tujuan untuk melampaui karier bos kita. Mereka bukan tolok ukur. Pokoknya berkarya terus sebaik-baiknya.
Saat kita menjadikan mereka tolok ukur, saat kita berhasil melampauinya, kita akan berhenti di level itu karena tujuan sudah tercapai. Kita akan puas saat apa yang kita ingin sudah berhasil kita dapatkan. Kita tidak akan bisa melenting lebih tinggi lagi.
Banyak orang mengukur orang lain itu sebagai kompetitor entah tetangga, rekan kerja, atasan, teman kuliah dll.
Baca juga: Cara Sederhana untuk Meningkatkan Kesehatan Mental
Cara Agar Tidak Kena Mental saat Dicaci Maki
Kembali kepada orang yang suka marah-marah tadi. Sobat, orang itu sedang terluka, dimaklumi saja, namanya juga sedang punya luka batin. Disenyumin saja dan lupakan. Tidak perlu ditanggapin serius orang yang sedang punya luka batin.
Dia mungkin enggak tahu sebenarnya dia itu sedang terluka, dia sedang membenci, dia penuh amarah, penuh dendam.
Enggak perlu ikut-ikutan untuk menjadi seperti mereka yang memancarkan vibrasi negatif. Orang-orang seperti itu akan terus mengalami berbagai peristiwa yang membuatnya benci, marah, dendam, kan kasihan hidupnya.
Jadi maklumi saja kondisinya, hidupnya itu sudah berat, lakukan saja pekerjaanmu sebaik-baiknya. Enggak perlu jadikan mereka kompetitor atau tolok ukur.
Jadi lupakan saja peristiwa, maklum kita sedang berhadapan dengan orang yang sakit hatinya, jadi tetap saja fokus pada karya yang terbaik. Kita juga tidak mau menghidupkan vibrasi negatif pada diri kita, seperti marah, benci, dendam.
Jika itu terjadi, sayang sekali dirimu, yang ikut juga mengalami berbagai peristiwa yang akan membuatmu marah, benci kecewa. Apapun yang terjadi tetap semangat, percaya diri dan bahagia.[ind]