ISTRI yang tabah saat suami sakit, dari judulnya terbayang seorang perempuan muslimah yang ditempa kesedihan dan berkerudung kelabu, berjubah agak lebar dan mengusap matanya yang penuh air mata bercucuran.
Wah, kalau begitu aku salah dugaan, itu sih istri yang lagi bersedih, namun tetap tabah, buktinya walau sedih, dia tidak meraung-raung mengharapkan kesedihannya selesai.
Istri yang tabah ini kutemui ketika aku sedang di rumah sakit menjenguk keponakan kecilku yang sudah tiga hari ini dirawat karena kakinya tersiram air panas di sebuah restoran.
Ketika menunggu jam besuk yang masih 45 menit lagi, aku melihat seorang perempuan yang sibuk menggunakan ponselnya sambil memberi perintah kepada seseorang di ujung ponselnya, entah pembantu ataukah staf.
Kemudian, selama setengah jam menghubungi beberapa orang, perempuan yang berusia 30 tahunan itu duduk dan diam sambil berzikir.
Aku teringat kalau aku masih memiliki dua buah kaleng minuman segar rasa jeruk yang tadi diselipkan putra bungsuku sebelum aku berangkat ke rumah sakit.
Kuulurkan satu kaleng minuman jeruk segar dan sambil tersenyum aku menyapanya. “Silakan Mbak, nampaknya Mbak lelah ya, siapa yang sakit…?”
Dengan wajah pias, perempuan itu mengambil minuman yang kuulurkan dan mengucapkan terima kasih dengan lembut. Terlihat dari wajahnya, ia sedang dirundung pikiran yang berat.
Setelah menghabiskan hampir setengah kaleng minuman segar itu, dan berulang kali mengucapkan terima kasih padaku, dia bercerita yang membuatku menyimpulkan bahwa dia adalah perempuan yang tabah.
Perempuan ini menuturkan bahwa suaminya adalah seorang pegawai negeri yang entah kenapa walau usianya baru 32 tahun, sudah terserang penyakit jantung, bahkan sudah kali ketiga terkena stroke yang cukup gawat.
Dia tidak dapat duduk, untuk mandi pun harus dibantu dengan mengangkat sebagian tubuhnya.
baca juga: Sikap Suami Menghadapi Istri yang Cerewet
Istri yang Tabah saat Suami Sakit
Diam-diam aku melirik, sebetulnya perempuan ini cantik, namun pikiran berat dan juga derita hidupnya membuat dia nampak lebih tua dari umurnya.
Ditambah lagi dengan wajah tak terawat dan busana sekadarnya yang juga tak matching dengan jilbabnya, namun karena kepasrahannya membuat wajahnya terkadang terlihat bersinar manis.
Perempuan itu bercerita lagi, karena sakit parah yang sudah diderita suaminya selama enam bulan ini, ia membuka warung makan dengan mengandalkan menu sup ikan dan sambal mangga yang diakuinya merupakan menu favorit gurame keluarganya.
Dengan keahliannya inilah, sekarang dia membuka warung makan dan Alhamdulillah berkat doa suaminya yang terbaring sakit, usahanya berjualan lancar di tengah penderitaan yang diterimanya dengan ikhlas.
Salah satu anak sulungnya yang berusia 15 tahun sudah lulus dari sebuah SMP Islam (asrama) di Bogor dan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke SMU negeri favorit di Bogor dan alhamdulilah anak lelakinya itu sudah hafal 17 juz Al-Quran selama tiga tahun di asrama.
Tenang, sungguh, dengan tenangnya, perempuan yang tabah ya… ini, kembali mengangkat telepon dengan mesra dan “Assalamu’alaikum, ya Mas… Dinda ke sana, sabar Dinda segera ke ruangan….”
Setelah menutup ponselnya, perempuan yang tabah itu tersenyum padaku dan mohon pamit sambil berdiri dengan tergesa-gesa. Satu kata yang kudengar darinya untuk suaminya yaitu “Sabar ya Mas….”
Subhanallah, bagaimana mungkin dia mengatakan “Sabar ya Mas,” sedangkan tadi aku mendengar cerita darinya bahwa sudah hampir enam bulan ini semua permasalahan di rumah tangganya dari mencari nafkah, mengurus rumah tangga, mengurus anak dan lain-lain dilakukannya sendiri, namun dia masih sempat memberi motivasi pada suaminya untuk bersabar.
Sementara untuk dia sendiri belum tentu ada yang memberikan motivasi agar bersabar dalam menghadapi masalah di rumah tangganya yang cukup berat.
Aku berpikir, “Subhanallah, mungkin dengan mengucapkan “Sabar ya, Mas”, perempuan yang itu pun jadi memiliki kekuatan tambahan untuk lebih sabar lagi daripada suaminya, sehingga dia pun masih memiliki kesanggupan untuk memotivasi orang lain bersabar.
“Shobrun jamiiluun, sabar itu indah,” (QS Yusuf: 18). Ya, dengan bersabar dan memotivasi orang agar selalu sabar dalam bersabar, maka sabar itu terasa sangat indah. Salam shobr, Shobrun jamiilun…..
يَتَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَوَةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّبِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,” (QS Al-Baqarah: 153).
Ya, semoga Allah bersama perempuan yang tabah itu. Amiin.
By: Fifi P. Jubilea (S.E., S.Pd., M.Sc., Ph.D – Oklahoma, USA).
Owner and Founder of Jakarta Islamic School (Jakarta fullday); Kalimalang, Joglo, Depok.
Owner and Founder of Jakarta Islamic Boys Boarding School – Megamendung
Owner and Founder of Jakarta Islamic Girls Boarding School – Mega cerah
Next;
Owner and Founder of Jubilea Islamic College (2023) – Purwadadi Subang – setara SMP dan SMU. Boys and girls.
Owner and Founder of Jubilea University (2024) – Purwadadi and Malaka
Founder and Owner of Jakarta Islamic School, Jakarta Islamic Boys Boarding School (JIBBS), Jakarta Islamic Girls Boarding School (JIGSc)
Visit: //www.facebook.com/fifi.jubilea
Jakarta Islamic School (JISc/JIBBS/JIGSc): Sekolah sirah, sekolah sunnah, sekolah thinking skills (tafakur), sekolah dzikir dan sekolah Al-Qur’an, School for leaders
For online registration, visit our website:
𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝗷𝗮𝗸𝗮𝗿𝘁𝗮𝗶𝘀𝗹𝗮𝗺𝗶𝗰𝘀𝗰𝗵𝗼𝗼𝗹.𝗰𝗼𝗺/
Further Information:
0811-1277-155 (Ms. Indah; Fullday)
0899-9911-723 (Mr. Mubarok; Boarding)
Website:
https://ChanelMuslim.com/jendelahati
https://www.jakartaislamicschool.com/category/principal-article/
Facebook Fanpage:
https://www.facebook.com/jisc.jibbs.10
https://www.facebook.com/Jakarta.Islamic.Boys.Boarding.School
Instagram:
www.instagram.com/fifi.jubilea
Twitter:
https://twitter.com/JIScnJIBBs
Tiktok:
https://www.tiktok.com/@mamfifi_jisc